11 September 2025 06:25

Sering Longsor, Dieng Krisis Konservasi

0
dieng

Tanah longsor lereng dataran tinggi Dieng/Mat Roif

OPINIJATENG.COM – Menurut Wikipedia konservasi adalah pelestarian atau perlindungan.Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan.

Secara konteks kelestarian alam terkait kondisi Dataran Tinggi Deng saat ini mengalami kondisi yang dapat dikatakan dalam keadaan memperihatinkan.

Dataran Tinggi Dieng terletak di tengah-tengah Pulau Jawa. Sebuah dataran yang mempunyai ketinggian 2.158 mdpl (meter dari permukaan laut) dikenal dengan keindahan wisata alam dan peninggalan sejarah yang hingga kini masih menarik banyak wisatawan untuk mengunjunginya.

BACA JUGA:Profil Ardhito Pramono, Musisi Berbakat yang Terjerat Kasus Narkoba

Dari destinasi wisata tersebut yang mnjadikan salah satu pendapatan masyarakat di Dieng selain di bidang pertanian.

Dataran tinggi Dieng juga dianugerahi tanah yang subur. Sehingga masyarakat memanfaatkanya untuk menjadikan ladang petanian, seperti sayur-mayur yang diantara lain berupa jenis, kentang, kobis, wortel, muncang (bawang daun), seledri, dan lain sebagainya.

Akan tetapi di balik semua itu, ada satu hal yang kurang di perhatikan oleh para penduduk di kawasan dataran tinggi Dieng. Yakni keseimbangan alam yang buruk. Di mana dalam kawasan lahan pertanian yang diolah warga tidak banyak memiliki tumbuhan atau pohon besar yang seharusnya memiliki fungsi serapan air.

BACA JUGA:Kemenag Hadir Bersama Pemda Salurkan RTLH untuk Korban Bencana

Selain itu akar pohon bisa berperan sebagai penguat atau pengikat tanah agar tidak mudah longsor. Dapat kita lihat dalam perkembangan kondisi Dataran Tinggi Dieng di bagian lereng atau lembahan dalam tahun ke tahun.

Kasus seprti tanah longsor dan peluapan air di kala musim hujan, sudah menjadi pemandangan yang sudah lumrah begitu saja.

Tanaman pertanian yang dibudidayakan oleh petani di Dataran Tinggi Dieng. Sebagian besar adalah tanaman sayuran.Secara sistem pengolahan lahan harus dengan kondisi yang tidak boleh terdapat tanaman tegakan tinggi yang menghalangi proses pencahayaan matahari.

BACA JUGA:Viral! Adanya Video LC Berseragam Mirip SMA, Ini Kata Kepala Dinas Pariwisata Puworejo

Hal itu akan menganggu pertumbuhan tanaman sayuran tersebut. Itulah yang menjadi alasan kenapa di lahan garapan petani sangat jarang dijumpai pepohonan yang rimbun.

Meskipun secara status sebagian besar kawasan lahan garapan petani di Dataran Tinggi Dieng adalah milik perorangan. Namun, tetap saja hal tersebut menjadi dampak ketidakseimbangan dalam hal konservasi alam.

Sebagian besar masyarakat petani di Dataran Tinggi Dieng belum memahami atas pentingnya peran konservasi. Padahal yang seharusnya dengan hal tersebut tidak atau akan meminimalisasi terjadinya pengikisan tanah di dalam lahan yang diolah petani.

BACA JUGA:Bukan Cinderella Film Pertama Fuji, Ini 5 Fakta Film Adaptasi Novel Wattpad

Dalam hal ini pemerintah juga seharusnya memberikan pendampingan yang lebih kepada petani di Dataran Tinggi Dieng supaya masyarakat dapat memahami perihal konservasi.

Dengan memberikan upaya-upaya alternatif seperti menanam pohon besar dengan pohon yang kecil seperti kopi dan buah-buahan lain yang sesuai dengan kondisi di Dataran Tinggi Dieng.

Tentunya dengan hal tersebut akan memberikan dampak lebih bagi petani, seperti pendapatan tambahan dari tanaman kopi.

Di samping tanaman-tamanan dengan akar tunjang dan tunggal tersebut akan memberikan pengurangan pengikisan tanah yang diolah petani.***

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version