Susun RPS, SMK N 1 Pandanarum Undang Ilmuwan

SMK N 1 Pandanarum kabupaten Banjarnegara menggelar IHT Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) pada Selasa, 21/10/2025 bertempat di Ruang Guru.
OPINIJATENG.COM-RPS sangat penting sebagai kompas dalam mewujudkan tujuan sekolah. RPS disusun dengan melibatkan perwakilan semua stakeholder sekolah; Kepala Sekolah, Guru, Staff, perwakilan OSIS, dan perwakilan Komite Sekolah.
RPS harus menjadi milik bersama yang akan dilaksanakan bersama-sama. Dengan begitu visi, misi, dan tujuan sekolah mudah dipahami dan diwujudkan. Demikian disampaikan oleh nara sumber IHT, Dr Tuswadi, Anggota Kehormatan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia.
Dr Tuswadi menegaskan pentingnya teamwork. Diperlukan kepekaan dalam membaca situasi pendidikan dan kebutuhan sekolah. Analisis SWOT sebagai landasan membaca potensi sekaligus tantangan sekolah. RPS berisi Rencana strategis (5 tahun) dan rencana operasional (tahunan). Pemanfaatan segala sumber daya secara efisien mendukung keterlaksanaan RPS.
Kepala SMK Negeri 1 Pandanarum, Joni Hariyanto, S.Pd., M.T bertutur bahwa sekolah yang dipimpinnya memiliki tiga jurusan yaitu Teknik Sepeda Motor, Desain dan Produksi Kria Kayu, dan Pemasaran. Kini jumlah murid mencapai sekitar 400 anak didik dengan 24 guru dan 5 staff tata usaha.
Berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 6000 meter persegi, SMK N 1 Pandanarum masih membutuhkan pengembangan sarana prasarana belajar yang memadai termasuk laboratorium praktik tiap-tiap jurusan dan masjid. Idealnya masih dibutuhkan lahan sekitar 4000 meter persegi agar segala sarana prasarana dan fasilitas pendidikan di sekolah tersebut terpenuhi secara efektif.
“Kami sudah berkomunikasi dengan pihak Pemkab Banjarnegara untuk solusi pengadaan lahan agar SMK ini benar-benar ideal seperti SMK-SMK lainnya sesuai standar minimal dari Kementrian Pendidikan. Semoga baik Pemkab, Pemprov, dan Pemerintah Pusat akan mensupport pengembangan SMK N 1 Pandanarum,” jelas Kepala Sekolah.
Melihat landscape lingkungan SMK N 1 Pandanarum, Dr Tuswadi berujar di depan Kepala Sekolah bahwa ada satu hal yang belum masuk ke dalam visi sekolah yang teramat penting karena bersinggungan dengan kelestarian yakni berwawasan lingkungan. Lahan kosong di sebelah bangunan-bangunan belum tertanami pohon-pohon penghijauan yang tidak hanya berguna untuk kerindangan dan keindahan sekolah, melainkan juga untuk menahan air sehingga longsor bisa diminimalisir mengingat tanah SMK berterasering alias tidak rata.
Jadi ketika penyusunan RPS sekaligus bisa dimusyawarahkan revisi visi sekolah misal menjadi “Terwujudnya sekolah dengan lulusan yang unggul dan berakhlaq mulia, berbudaya kerja, berjiwa technopreuneurship, cinta lingkungan serta berwawasan global sesuai tuntutan industri dan masyarakat”, kata Dr Tuswadi.***