3 Oktober 2025 02:08

Pendidikan Karakter secara Daring, Ortu Butuh Effort yang Tinggi

0
pengabdian unnes2

OPINIJATENG.COM – Di era pandemi, seluruh mata pelajaran, termasuk pendidikan karakter dilakukan secara dalam jaringan (daring) dan sebagian luar jaringan (luring).

Ini berbading terbalik dengan sebelum pandemi, mulai jenjang TK-SMA hingga perguruan tinggi selalu diajarkan pendidikan karakter di kelas dan di luar kelas namun dalam konteks tatap muka.

”Tujuannya agar kita memiliki karakter yang kuat sebagai anak Bangsa Indonesia yang mandiri, tangguh, dan bukan berjiwa menunggu diberi, apalagi meminta,” jelas Prof Tri Joko Raharjo, Guru Besar Program Studi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang (Unnes) dalam Focus Group Discussion Implementasi pendidikan karakter untuk mewujudkan pelajar Pancasila melalui profesionalitas pendidik, di SDN Bojong Salaman 02 Jl Puspanjolo Selatan X, Kelurahan Bojong Salaman, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jumat (25/6/21).

Dalam FGD, tim Unnes dipimpin oleh Prof Tri Joko Raharjo MPd Guru Besar Program Studi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Fakultas Ilmu Pendidikan, Prof Dr Joko Sutarto MPd, Dr Amin Yusuf MSi, Hendra Dedi Kriswanto SPd MPd, Harianingsih ST MT, Meilana Rizki Lovina, Adhaniar Mardianti, dan Zahra Nida Shabira.

Saat membuka FGD, Koordinator Satuan Pendidikan Kecamatan Semarang Barat Sudiyanto SPd MPd menyatakan, bahwa tujuan dari pendidikan karakter yang selama ini diajarkan di sekolah adalah anak-anak dididik bisa mandiri. Harapannya, anak-anak sejak SD hingga perguruan tinggi sudah punya tekad menjadi pribadi mandiri, tangguh, tidak bergantung dari orang lain.

”Sebelum era pandemi, dari SD-SMA hingga perguruan tinggi, kita sudah diajarkan kebhinekaan dan gotongroyong. Inilah Indonesia yang penuh perbedaan dalam banyak hal. Beda itu indah. Kita disatukan oleh para pendiri bangsa dengan nilai-nilai luhur keberagaman mulai dari agama, suku bangsa, budaya, bahasa yang diwujudkan dalam lima sila dalam Pancasila,” jelasnya.

Pada sesi dialog dan saran, peserta FGD, Sumardi, guru SD Bojongsalaman 2 mengamini bahwa pendidikan karakter sudah lama dilaksanakan di sekolah. Mulai pagi sudah harus apel, berbaris, berdoa, dan kemudian diajarkan norma-norma kebhinekaan, kebangsaan, kegotongroyongan, mandiri, berdaya saing tinggi, yang kesemuanya didasari Pancasila.

”Namun saat pandemi, pendidikan karakter yang sebelumnya diawasi secara langsung oleh para guru di kelas, kini sudah tidak bisa lagi. Padahal pendidikan karakter harus bersifat menyeluruh. Apakah ini juga berpengaruh bagi anak-anak?” tanyanya.

Peserta FGD lainnya, Justina Srihartini menyatakan, bahwa sebagai guru, dia menyiasati dengan mengajak anak-anak didiknya untuk gemar membaca dengan membuat data literasi. Setiap Sabtu, dia mewajibkan anak-anak didiknya untuk mengumpulkan sumber buku yang dibaca, judulnya apa, dan tentu ringkasannya.

”Jadi saya usakan pembiasaan. Saya membuat jadwal kegiatan sholat lima waktu untuk murid yang muslim, misalnya. Kemudian anak-anak menulis kegiatan apa saja yang dilakukan. Sedikitnya tiga kegiatan baik yang sudah dilakukannya selama satu hari. Sebelum diserahkan ke saya, harus ditandatangani para orang tua masing-masing,” ujarnya.

Perwakilan tim Unnes, Harianingsih membenarkan bahwa pendidikan karakter secara daring sangat berpengaruh pada hasil. ”Anak-anak itu peniru orang tua dan gurunya. Untuk itu butuh effort (perjuangan) yang tinggi bagi para orang tua di rumah dan para guru di sekolah, agar goal dari pendidikan karakter bisa tercapai,” jelasnya.

Dia menambahkan, karakter anak-anak akan menjadi bagus jika dibiasakan atau habbit-nya diarahkan ke hal-hal yang baik.
”Setiap habis Maghrib ngaji, misalnya, karena TPQ libur. Ortu butuh effort yang tinggi untuk membiasakan anak untuk selalu mengerjakan hal-hal yang baik.”

Lain lagi dengan Ryan, guru kelas 6 SD Bojongsalaman 2. Dia lebih mengutamakan kejujuran dalam pendidikan karakter anak-anak didiknya. ”Saya selalu menekankan arti pentingnya kejujuran. Karena kejujuran merupakan langkah awal meraih kesuksesan hidup disamping kerja keras, cerdas, dan disertai doa yang khusyuk setiap harinya,” katanya.***

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *