25.8 C
Central Java
Minggu, 22 Juni 2025

Prof Ahmad Rofiq: Sakit adalah Mahkota di Atas Kepala Orang-orang yang Sehat

Banyak Dibaca

Oleh: Prof Ahmad Rofiq*)

OPINIJATENG.COM – Adalah hal biasa, sakit biasanya datang mendadak, bisa jadi karena akibat kurang hati-hati di dalam mengonsumsi makanan bagi yang sudah berumur lebih dari setengah abad, atau karena tuntutan pekerjaan, kesembuhan selalu membutuhkan proses waktu.

Semua orang pernah mengalami atau mendapatkan karunia sakit.

Alhamdulillah wa syukru liLlah, segala puji bagi Allah seru sekalian alam.

Setelah Allah Yang Menyembuhkan memberi saya karunia sakit, dan sempat bedrest di RSI Sultan Agung Semarang, 20-23 September 2021, sebagai ikhtiar untuk berobat kepada beberapa dokter yang diberi keahlian untuk mengobati, dan dukungan doa dari para kyai, guru, sahabat dan teman, dan tentu keluarga, Allah memberi kesembuhan.

Ini mengingatkan ketika kita belajar tauhid, ilmu tentang bagaimana meng-Esakan Allah, salah satu sifat jaiz Nabi dan Rasul adalah sakit, yang ini merupakan ‘awāridlu l-basyariyah atau halangan yang bersifat manusiawi.

Yang paling dasar adalah sakit adalah bagian dari “penyadaran” pada kita sebagai hamba Allah, bahwa “sakit adalah mahkota di atas kepala orang-orang yang sehat, yang hanya diketahui oleh orang-orang yang sakit” (Ash-shihhatu tājun ‘alā ru-ûsi l-ashihhāu lā ya’rifuhā illā l-mardlā).

Nabi Ayyub AS mendapatkan ujian dari Allah SWT berupa sakit kulit.

Beberapa riwayat mengatakan sakit yang diderita Nabi Ayyub AS semacam penyakit kusta. Beberapa riwayat lain mengatakan penyakit itu menular.

Sebagian Riwayat menyebutkan, bahwa sang Nabi Allah itu diberikan cobaan selama 18 tahun lamanya, namun ia tidak pernah sekalipun mengeluh.

Sampai-sampai beliau terpaksa harus tinggal di pinggiran negeri, karena orang-orang takut tertular penyakit yang dideritanya.

Rasulullah Saw sepanjang hayat beliau, sempat menyandang dua kali sakit.

Pertama, ketika beliau diracuni oleh seorang Yahudi yang menghidangkan sajian kepadanya. Kedua, sakit beliau menjelang wafat.

Karena beliau sangat dikenal dengan keteladanan dalam soal kebersihan baik jasmani dan rohani.

Setidaknya ada empat hal yang bisa kita teladani, lanjut Prof Ahmad Rofiq, yakni pertama, pola makan.

Beliau hanya mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan thayyib.

Satu sumber menyebutkan, Rasulullah Saw sarapan roti dan air putih dicampur madu, siang beliau memakan kurma ajwa sebanyak tujuh butir.

Menurut penelitian, satu biji kurma mengandung glukosa yang mudah terserap dalam darah dan mudah menghasilkan tenaga.

Buah kurma juga memiliki kandungan serat tinggi, yakni sekitar 1,6 gram/per 100 gram. Sore hari, Nabi Saw mengonsumsi roti yang dicampur air cuka atau minyak zaitun (Republika.co.id, 24/3/2020).

Sabda Rasulullah Saw: “Tiada tempat yang manusia isi yang lebih buruk ketimbang perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun, jika ia harus (melebihinya), maka hendaknya sepertiga (isi) perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas.” (Riwayat Ahmad).

Kedua, olah raga secara teratur, seperti berkuda, berenang, dan memanah. Ketiga, jaga pola tidur dan shalat malam. Beliau selalu menghabiskan akhir sepertiga malam untuk shalat tahajjud, qiyamullail, bermunajat. Keempat, rajin berpuasa sunnah.

Lalu apa sesungguhnya makna dan hikmah dari karunia sakit yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya?

Riwayat dari Abu Hurairah ra, menyatakan: “(Pernah) disebutkan (tentang) demam di sisi Rasulullah, lalu ada seseorang yang mencelanya.

Maka Nabi Saw bersabda: “Janganlah engkau mencelanya. Karena sesungguhnya demam dapat menghilangkan dosa-dosa sebagaimana api dapat menghilangkan karat (yang ada pada) besi.” (HR. Ibnu Majah: 3469 dan Shahih Ibni Majah Juz 8 : 2793.)

Di antara doa-doa yang dilantunkan oleh para kyai, sahabat, teman, dan sanak saudara biasanya:

1). Allāhumma anta sy-syāfī lā syifāa illā syifāuka isyfi mardlāhu syifā-an tāmman lā yughādiru saqaman wa lā alaman bihaqqi qaulika “wa nunazzilu min al-Qur’āni mā huwa syifāun wa rahmatun li l-mu’minīna wa lā yazīdu dh-dhālimīna illā khasārān.

Artinya: “Ya Allah Engkaulah Maha Penyembuh tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, sembuhkanlah sakitnya (guruku, saudaraku….) dengan kesembuhan yang sempurna yang tidak menyisakan penyakit dan kepedihan dengan kebenaran Firman-Mu “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an yang ia merupakan obat penyembuh dan kasih sayang bagi orang-orang yang beriman, dan tidak bertambah bagi orang-orang yang dhalim, kecuali kerugian”.

Dan ada doa pendek yang sebenarnya ada kandungan tidak enaknya bagi yang memahaminya, yaitu:

2). Syafāka Allāh lā ba’sa thahûrun insyā Allāh artinya “Semoga Allah menyembuhkanmu, tidak mengapa, semoga dengan sakitmu menjadi penyucian (dosa), jika Allah menghendaki”.

Karena itu, saya merasa harus terus menerus bersyukur kepada Allah, karena dengan sakit, selain bisa beristirahat, dengan mengalami sakit, kenikmatan sehat menjadi sesuatu yang luar biasa.

Yang penting jika harus memilih di antara, “sugih lara, atau ora nduwe waras” artinya “kaya sakit atau tidak punya tetapi sehat”, maka yang diplih adalah kaya dan sehat.

Kaya supaya bisa banyak rizqi yang halal dan bisa banyak bayar zakat, infaq, dan sedekah untuk menolong orang lain yang sangat membutuhkan, dan sehat supaya kita bisa menambah persiapan bekal kehidupan akhirat yang abadi.

Semoga para pembaca senantiasa dikarunia sehat afiat, konsumsi yang halal, dan berusaha meneladani Rasulullah Saw.

Allāhumma innā nas-aluka l-‘afwa wa l-‘āfiyata wa l-mu’āfata d-dāimata fī d-dīni wa d-dunyā wa l-ākhirah.

*) Prof. Dr. Ahmad Rofiq, MA. Guru Besar Hukum Islam Pascasarjana UIN Walisongo Semarang, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah, Direktur LPPOM-MUI Jawa Tengah, Anggota Dewan Pakar Masyarajat Ekonomi Syariah (MES) Pusat, Anggota Dewan Penasehat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Pusat, dan Ketua DPS Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung (SA) Semarang.***

Artikel Terkait

Artikel Terakhir

Populer