26.7 C
Central Java
Selasa, 24 Juni 2025

Science Technology Engineering and Mathematics ‘STEM’ Education Leadership, Diajarkan Kepada Guru SMP PGRI 1 Cilacap

Banyak Dibaca

OPINIJATENG.COM – Science Technology Engineering and Mathematics ‘STEM’ Education Leadership, diajarkan kepada Guru SMP PGRI 1 Cilacap.

Setelah melalui seleksi ketat, guru matematika SMP PGRI 1 Cilacap yang juga Guru Penggerak Rochayati terpilih untuk mengikuti Program STEM (Science Technology Engineering and Mathematics) Education Leadership.

Program STEM (Science Technology Engineering and Mathematics) Education Leadership dilakukan secara luring bertempat di Bandung dimulai sejak Senin hingga Sabtu, 4 hingga 9 OKtober 2021 dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.

Kegiatan Science Technology Engineering and Mathematics ‘STEM’ Education Leadership merupakan kerjasama antara Kemdikbudristek dengan NIE (National Institute of Education) Nanyang Technological University Singapura.

Program ini dilaksanakan secara blanded (daring dan luring) yang melibatkan unsur guru (IPA dan matematika), widyaiswara PPPPK (IPA dan Matematika), dan dosen perguruan tinggi.

Tak hanya Rochayati, Koordinator Guru Penggerak Kabupaten Cilacap yang juga guru IPA SMP Negeri 6 Cilacap Isnaeni Sumiarsih juga terpilih mengikuti STEM Education Leadership, bedanya ia melaksanakannya secara daring murni.

Keduanya terpilih selain karena peran yang cukup dominan pada Program Guru Penggerak, juga karena mendapat nilai terbaik diantara Guru Penggerak lain.

Atas kesempatan ini, Rochayati, merasa sangat bangga. Menurutnya, hal ini kesempatan langka untuk belajar STEM langsung dari IKIP-nya Singapura.

“NIE kan sangat bangus, terdepan di Asia dalam hal pendidikan. Rasanya senang sekali bisa ikut kegiatan ini meskipun pemateri dari sana kita ikuti secara daring, namun kita bisa berdiskusi dengan guru-guru hebat terpilih alumni Program Guru Penggerak dari seluruh nusantara,” ujar Rochayati.

Menurut koordinator program Arif Hidayat program ini memfokuskan kepada mengembangkan bersama kemampuan dari pendidik STEM di Indonesia dan membangun bersama komunitas jejaring belajar sekolah khususnya dalam pembelajaran STEM.

Arif menjelaskan program ini dilaksanakan selama 3 tahun mulai fokus pada melatih pelatih guru, kemudian melatih guru, kemudian mendesain sekolah-sekolah penggerak yang akan melaksanakan praktek pendidikan STEM.

Siklusnya mulai dari merencanakan, membuka kelas, merefleksikan dan shering antar peserta.

Kemudian dibuatkan website untuk bertukar secara maya dan ada sesi konferensi bersama dan festival sekolah yang akan dipadupadankan selama 3 tahun.

“Dan pada akhirnya adalah mengirim guru-guru Indonesia untuk shering dengan guru-guru dan komunitas STEM Education di Singapura,” jelas Arif.

Arif menambahkan, kegiatan ini merupakan langkah awal yang baik dan pertama terjadi di Indonesia.

Tahun ini dilaksanakan secara semi daring, peserta berkumpul secara luring di Bandung difasilitasi oleh PPPPK IPA.

Sedangkan pemateri dari NIE Singapura hadir secara daring. Untuk tahun depan diusahakan pelaksanaannya secara luring.***

Artikel Terkait

Artikel Terakhir

Populer