4 Oktober 2025 17:59

Gerbang Masuk MAJT Sudah Dibuka, Sempat Ditutup dengan Alasan ini…

0
WhatsApp Image 2022-11-18 at 12.37.26

Gerbang MAJT sudah dibuka pengunjung sudah bisa berkunjung

OPINIJATENG.COM  – Gerbang pintu masuk Masjid Agung Jawa Tengah sudah kembali dibuka. Sempat ditutup karena ada pengecoran jalan.

Gerbang  pintu masuk utama Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) dibuka kembali, Jumat 18 November 2022 yang sebelumnya ditutup oleh pihak pengelola.

Gerbang masuk MAJT sempat tidak bisa dilalui karena adanya pengecoran Jalan Gajah Raya seksi I yakni Jalan Arteri Soekarno Hatta – Pertigaan Jlan Jolotundo beberapa waktu lalu.

BACA JUGAPelajaran dari Cabang Karya Ilmiah Alquran MTQN Korpri Padang, Prof Ahmad Rofiq: Goalnya Ini…

Pintu masuk gerbang utama menuju Kompleks MAJT Semarang ada di Jl Gajah Raya, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Semarang tak dapat dilewati oleh masyarakat dan pengunjung MAJT.

Namun Kamis sore, 17 November 2022 pengecoran Jalan Gajah Raya seksi I sudah selesai. Akses masuk ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) mulai 18 November 2022 kembali dibuka melalui 3 pintu gerbang.

Pintu gerbang yang bisa dilalui::

  1. Gerbang Utama atau Gerbang Timur dari Jalan Gajah dibuka mulai pukul 06.00 – 20.00 WIB untuk jenis kendaraan motor dan mobil kecil.
  2. Gerbang Selatan yakni Jalan Jolotundo, dibuka 24 untuk semua jenis kendaraan, motor, mobil, dan bus.
  3. Gerbang Utara yakni Jalan Arteri Soekarno – Hatta atau Relokasi Pasar Johar, dibuka setiap hari Jumat mulai 08.00 – 14.00 WIB.

Sejarah Singkat  MAJT

Masjid Agung Jawa Tengah atau MAJT adalah masjid yang terletak di Kota Semarang, Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Masjid ini dibangun tahun 2001 hingga selesai tahun 2006.

MAJT Semarang yang berdiri di atas lahan 10 hektare diresmikan oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 November 2006. MAJT adalah masjid ikonnya Jawa Tengah. Keberadaan bangunan masjid ini tak lepas dari Masjid Besar Kauman Semarang.

Pembangunan MAJT berawal dari kembalinya tanah banda (harta) wakaf milik Masjid Besar Kauman Semarang yang telah sekian lama tak tentu rimbanya.

Raibnya banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang berawal dari proses tukar guling tanah wakaf Masjid Kauman seluas 119.127 ha yang dikelola oleh BKM (Badan Kesejahteraan Masjid) bentukan Bidang Urusan Agama Depag Jawa Tengah.

Dengan alasan tanah itu tidak produktif, oleh BKM tanah itu di tukar guling dengan tanah seluas 250 ha di Demak lewat PT Sambirejo. Kemudian berpindah tangan ke PT Tensindo milik Tjipto Siswoyo.

Hasil perjuangan banyak pihak untuk mengembalikan banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang itu akhirnya berbuah manis setelah melalui perjuangan panjang.

MAJT Semarang sendiri dibangun di atas salah satu petak tanah banda wakaf Masjid Besar Kauman Semarang yang telah kembali tersebut.

Pada tanggal 6 Juni 2001, Gubernur Jawa Tengah membentuk Tim Koordinasi Pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah untuk menangani masalah-masalah baik yang mendasar maupun teknis.

Berkat niat yang luhur dan silaturahmi yang erat, dalam waktu kerja yang amat singkat keputusan-keputusan pokok sudah dapat ditentukan: status tanah, persetujuan pembiayaan dari APBD oleh DPRD Jawa Tengah, serta pemilhan lahan tapak dan program ruang.

Kemudian pembangunan masjid tersebut dimulai pada hari Jumat, 6 September 2002 yang ditandai dengan pemasangan tiang pancang perdana yang dilakukan Menteri Agama RI, Prof Dr H Said Agil Husen al-Munawar, KH MA Sahal Mahfudz, dan Gubernur Jawa Tengah, H Mardiyanto.

Pemasangan tiang pancang pertama tersebut juga dihadiri oleh tujuh duta besar dari negara-negara sahabat, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait, Mesir, Palestina, dan Abu Dhabi.

Dengan demikian, mata dan perhatian dunia internasional pun mendukung dibangunnya Masjid Agung Jawa Tengah tersebut.

MAJT diresmikan pada tanggal 14 November 2006 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono, dengan luas lahan 10 hektare dan luas bangunan induk untuk salat 7.669 m2 secara keseluruhan pembangunan masjid ini menelan biaya sebesar Rp 198.692.340.000.

BACA JUGASubari, New Hero dengan Keluasan Hati dan Kesediaan untuk Berkorban demi Sesama

Meskipun baru diresmikan pada tanggal 14 November 2006, tetapi masjid ini telah difungsikan untuk ibadah jauh sebelum tanggal tersebut.

Masjid megah ini telah digunakan ibadah salat Jumat untuk pertama kalinya pada tanggal 19 Maret 2004 dengan Khatib Drs HM Chabib Thoha MA (yang saat itu menjabat sebagai Kakanwil Depag Jawa Tengah.

Arsitektur yang Unik

MAJT Semarang dirancang dalam gaya arsitektural campuran Jawa, Islam dan Romawi. Dirancang oleh arsitek H Ahmad Fanani dari PT Atelier Enam Jakarta yang memenangkan sayembara desain MAJT tahun 2001.

Bangunan utama masjid beratap limas khas bangunan Jawa namun dibagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar berdiameter 20 meter ditambah lagi dengan 4 menara masing masing setinggi 62 meter ditiap penjuru atapnya sebagai bentuk bangunan masjid universal Islam lengkap dengan satu menara terpisah dari bangunan masjid setinggi 99 meter.

Gaya Romawi terlihat dari bangunan 25 pilar dipelataran masjid.

Pilar-pilar bergaya koloseum Roma di Romawi dihiasi kaligrafi kaligrafi yang indah, menyimbolkan 25 Nabi dan Rosul, di gerbang ditulis dua kalimat syahadat, pada bidang datar tertulis huruf Arab Melayu “Sucining Guno Gapuraning Gusti”.

Masjid Agung Jawa Tengah ini, selain disiapkan sebagai tempat ibadah, juga dipersiapkan sebagai objek wisata religius.

Untuk menunjang tujuan tersebut, Masjid Agung ini dilengkapi dengan wisma penginapan dengan kapasitas 23 kamar berbagai kelas, sehingga para peziarah yang ingin bermalam bisa memanfaatkan fasilitas.

Daya tarik lain dari masjid ini adalah Menara Al Husna atau Al Husna Tower yang tingginya 99 meter.

Bagian dasar dari menara ini terdapat Studio Radio Dais (Dakwah Islam) dan pemancar TVKU.

Sedangkan di lantai 2 dan lantai 3 digunakan sebagai Museum Kebudayaan Islam, dan di lantai 18 terdapat Kafe Muslim yang dapat berputar 360 derajat.

Lantai 19 untuk menara pandang, dilengkapi 5 teropong yang bisa melihat kota Semarang.

Pada awal Ramadhan 1427 H lalu, teropong di masjid ini untuk pertama kalinya digunakan untuk melihat Rukyatul Hilal oleh Tim Rukyah Jawa Tengah dengan menggunakan teropong canggih dari Boscha.

Menara Asmaul Husna Setinggi 99 Meter di Area MAJT

Di dalam area MAJT terdapat Menara Asma Al-Husna Setinggi 99 Meter terdiri atas : lantai 1 untuk Studio Radio DAIS MAJT dan pemancar TVKU, lantai 2 untuk museum Perkembangan Islam Jawa Tengah, Lantai 18 rumah makan berputar, lantai 19 Gardu pandang kota Semarang dan lantai 19 Tempat rukyat al-hilal.

Sejak Juni 2017, masjid ini telah memiliki sebuah stasiun televisi yakni MAJT TV yang siarannya bekerjasama dengan TVKU Semarang.

Area serambi Masjid Agung Jawa Tengah dilengkapi 6 payung raksasa otomatis seperti yang ada di Masjid Nabawi, Tinggi masing masing payung elektrik adalah 20 meter dengan diameter 14 meter.

Payung elektrik dibuka setiap salat Jumat, Idul Fitri, dan Idul Adha dengan catatan kondisi angin tidak melebihi 200 knot, tetapi jika pengunjung ada yang ingin melihat proses mengembangnya payung tersebut bisa menghubungi pengurus masjid.

MAJT memiliki koleksi Alquran raksasa berukuran 145 x 95 cm². Ditulis tangan oleh Drs Khyatudin, dari Pondok Pesantren Al-Asyariyyah, Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo.

Bedug raksasa berukuran panjang 310 cm, diameter 220 cm, merupakan replika bedug Pendowo Purworejo.

Dibuat oleh para santri pondok pesantren Alfalah, Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, asuhan KH Ahmad Sobri, menggunakan kulit lembu Australia.

Demikian informasi  gerbang masuk MAJT sudah dibuka, sempat ditutup dengan alasan ini….***

 

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *