4 Oktober 2025 07:42

Rakorda Sosialisasi ST 2023, sebagai Pijakan Data Pertanian yang Berkualitas

0
87d42b55-ea32-4435-a69a-6f0c8a7decbc

Ketua BPS Jawa Tengah, Adhi Wiriana, memberi sambutan dalam Rakorda Sosialisasi Sensus Pertanian 2023 di The Sunan Hotel, Rabu 21 Desember 2022.

OPINIJATENG – Kepala Badan Pusat Statistik atau BPS Jateng, Adhi Wiriana, membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Sosialiasi Sensus Pertanian 2023 (ST2023) Provinsi Jawa Tengah di The Sunan Hotel Solo, Kerten, Surakarta, Rabu 21 Desember 2022.

Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) ini sebagai pijakan suksesnya sensus pertanian yang dimulai tahun 2023 mendatang.

Sensus pertanian (ST 2023) akan menjadi tolak ukur kebijakan sektor pertanian ke depan.

Djoko Setijowarno: Antisipasi Kecelakaan Sedini Mungkin, Prediksi Pengendara Masa Natal dan Tahun Baru Melonjak

Tri Karjono sebagai ketua Penyelenggara Rakorda sensus Pertanian ST 2023 mengatakan Tema Rakorda Sosialisasi ST2003 Provinsi Jawa Tengah, Mencatat Pertanian Indonesia untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani.

Pelaksanaan Rakorda Sosilisasi ST2023 Provinsi Jawa Tengah kali ini dihadiri 730 peserta: 50 orang dari BPS Provinsi Jawa Tengah, 3 orang Narasumber, 1 orang Keynote Speaker, 1 Moderator, 5 orang dari Dinas/OPD terkait pertanian Provinsi Jawa Tengah, 70 orang dari Dinas/OPD terkait Pertanian Kabupaten/kota se Jawa Tengah, 105 orang dari BPS Kab/Kota, 6 orang dari komunitas/kelompok usaha pertanian, 5 orang dari media masa, 42 orang purna tugas BPS (sebagai Agent ST2023), 5 orang dari akademisi, dan 437 calon Instruktur daerah (INDA) ST2023 Jawa Tengah.

Tujuan diadakannya Rakorda Tujuan Rakorda melibatkan banyak pihak sebagai salah satu upaya penyebarluasan informasi kegiatan ST2023 yang akan dilaksanakan pada 2023, sehingga diharapkan penyelenggaraan ST2023 sukses dan menghasilkan data yang berkualitas.

Ternyata sektor pertanian mampu memegang peranan penting dalam pengamanan ekonomi terutama pada saat pandemi Covid -19.

Kepala Badan Pusat Statistik atau BPS Jateng, Adhi Wiriana, menyatakan hal itu saat membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Sosialiasi Sensus Pertanian 2023 (ST2023) Provinsi Jawa Tengah.

“Pada saat sebagian sektor lain tumbuh negatif, pertanian tetap tumbuh positif 13,28 persen. Sektor pertanian memberikan kontribusi dalam menghambat kemerosotan ekonomi Indonesia yang secara keseluruhan pada tahun 2020 tumbuh negatif,” jelasnya.

Menurut Adhi kontribusi pertanian antara lain menjadi penampung tenaga kerja yang yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari sektor lain dan menambah angkatan kerja baru yang masuk ke sektor pertanian.

Problematika ODOL, Djoko Setijowarno: Perlu Tindakan Nyata Menuju Zero ODOL 2023 – 3

Pertanian mampu menyerap tenaga kerja tertinggi di Jawa Tengah sebesar 23,74 persen.

“Sektor pertanian menjadi tumpuan low skilled labours sekaligus menjadi bantalan ketenatakerjaan selama pandemi. Serapan tenaga kerja di sektor pertanian tertinggi dibandingkan dengan sektor lainnya sekitar 29,96 persen pada 2022.”

Ia juga mengungkapkan dalam hal perdagangan luar negeri, ekspor produk pertanian dan olahannya merupakan penyumbang utama surplus neraca perdagangan barang Indonesia saat pandemi.

“Pada 2020 sektor pertanian menyumbang surplus 68 persen dan 65 persen pada 2021. Dari sisi harga, di tengah krisis pangan dan energi global, sektor pertanian memiliki peran krusial untuk meredam tekanan inflasi yang dipicu komponen pangan bergejolak,” tandasnya.

Ia juga menjelaskan pertanian di Jawa Tengah memiliki peranan penting seperti pada 2021 mampu menyumbang produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 9,07 persen.

Tak hanya itu, sektor pertanian memberikan sumbangan tertinggi kedua setelah sektor industri terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah 2021 sebesar 13,86 persen.

Selama pandemi pada 2020, sektor pertanian juga mampu tumbuh secara positif sebesar 2,40 persen.

Potensi yang dimiliki sektor pertanian, Adhi Wiriana mengatakan Jawa Tengah salah satu penyangga pangan nasional atau lumbung padi yang bisa bisa bertahan sehingga ekonomi tidak terpuruk.

Problematika ODOL, Djoko Setijowarno: Sumbang Kecelakaan Terbanyak, Nasib Sopir Truk di Ujung Tanduk – 2

Menurutnya besarnya potensi sektor pertanian di Jawa Tengah menjadi pijakan kebutuhan ketersediaan data pertanian yang akurat, lengkap di level regional maupun nasional.

Untuk mencari data pertanian yang valid, ia menjelaskan sesuai dengan Amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997, data statistik dasar sektor pertanian secara lengkap dan menyeluruh dikumpulkan melalui kegiatan Sensus Pertanian.

Dengan adanya sosialisasi sensus pertanian (ST2023) yang melibatkan semua pihak akan membawa  sektor pertanian menjadi penyelamat ekonomi di Indonesia khususnya Jawa Tengah.***

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version