KH Zulfa Musthofa: Kita Wajib Bersyukur karena Lahir Jadi Orang Indonesia dan 3 Hal Ini…

KH Zulfa Musthofa disambut Wakil Ketua PP MAJT, KH Hanif Ismail dan Sekretaris PP MAJT KH Muhyiddin, Ketua Panitia H Isdiyanto Isman, KH Eman Sulaiman, KH Nur Khoirin YD dan sejumlah pengurus lainnya.
OPINIJATENG.COM – KH Zulfa Musthofa menyatakan bahwa kita wajib bersyukur karena terlahir sebagai orang Indonesia atau Warga Negara Indonesia ( WNI ).
Menurut Waketum PBNU ini, banyak bangsa lain yang mengagumi Bangsa Indonesia.
Selain itu, dalam ceramah di MAJT Semarang, Jumat 21 Oktober 2022, KH Zulfa mengatakan, kita layak untuk bersyukur dalam tiga hal.
Pertama karena ditakdirkan cinta dan iman kepada Nabi Muhammad SAW.
BACA JUGA:Sambut HSN 2022, MAJT Gelar Seminar Nasional Bertema Pemberdayaan Santri di Era Digital
Kedua menikmati syukur terhadap apa yang diberikan Allah.
Dan, ketiga syukur atas pemberian akhlak yang baik.
Bahkan taqwa dan akhlak menjadi hal yang membantu umat muslim masuk dalam surganya Allah SWT.
“Nabi Muhammad SAW pernah ditanya oleh sahabat, Apa yang paling banyak membuat manusia masuk dalam surga?”
Dijawab, “Taqwa kepada Allah SWT dan berakhlak yang baik. Jadi dua hal ini adalah jalan kita paling cepat menuju surganya Allah SWT,” ujarnya.
BACA JUGA:Viral di TikTok! Pasien Puskesmas Miroto Semarang Sakit Hati dengan Pelayanan Oknum Dokter
Keponakan Wapres KH Ma’ruf Amin ini juga mengajak kepada para jamaah selalu bersyukur, karena alhamdulillah ditakdirkan Allah menjadi orang Indonesia.
Negeri kita, Indonesia, ternyata banyak dikagumi oleh bangsa di negara lain, karena kesantunan dan akhlaknya.
Tausiyah KH Zulfa Musthofa menjadi magnet bagi jamaah pengajian umum Masjid Agung Jawa Tengah atau MAJT Semarang.
Wakil Ketua Umum PBNU ini menyebut bahwa keberadaan santri siap menjadi generasi bertaqwa dan berakhlak, sehingga menjadi orang yang siap pakai di masyarakat.
BACA JUGA:Rakornas Persiapan Sensus Pertanian 2023, Siap Menjawab Kebutuhan Data Pertanian yang Berkualitas
“Dari sifat kesehariannya maka santri dan santriwati jujur, amanah, tidak mau merugikan orang lain. Itu sesungguhnya santri dan santriwati itu Faqih. Dan Faqih itu adalah orang-orang yang keren sesungguhnya. Bahasa saya selalu mengatakan istilah sholeh, maka pesantren disiapkan untuk mencetak orang yang siap pakai di masyarakat,” ujar Wakil Ketua Umum PBNU, KH Zulfa Musthofa saat pengajian umum di MAJT, Jumat 21 Oktober 2022.
“Kita orang Indonesia dicintai karena akhlaknya. Ketika kita harus bersyukur siapa pun kita yang barangkali dalam hidup ini pernah belajar di madrasah, kemudian pernah belajar di pesantren, maka kita harus bersyukur karena santri ini adalah satu entitas pelajar yang menurut saya mendapatkan dua hal sekaligus,” ujar KH Zulfa.
Pengajian umum dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2022 dan Maulid Nabi tersebut dihadiri para jamaah yang datang dari berbagai penjuru kota di Jateng, di antaranya dari Wonosobo, Grobogan, dan sejumlah kota lainnya.
Kehadiran KH Zulfa Musthofa disambut Wakil Ketua PP MAJT, KH Hanif Ismail dan Sekretaris PP MAJT KH Muhyiddin, Ketua Panitia H Isdiyanto Isman, KH Eman Sulaiman, KH Nur Khoirin YD dan sejumlah pengurus lainnya.
Sebelum menyampaikan ceramah, KH Zulfa menyampaikan kitab Tuhfatul Qashi wa Dani dan Kitab Diqqat al-Qonnas Fi Fahmi Kalam al-Imam al-Syafi’i yang dikarang oleh KH Zulfa Mustofa. Dua kitab tersebut diserahkan kepada KH Hanif dan KH Muhyiddin.
Kitab ini merupakan nadzam yang menggambarkan serta menceritakan Syekh Nawawi Al-Bantani dan Keistimewaan-keunggulan Organisasi Nahdlatul Ulama yang dibungkus dalam bentuk bait-bait nadzam.
“Kitab Tuhfatul Qaashi wa Addaani tersebut merupakan kitab sederhana, namun layak untuk dibaca. Kitab ini menggunakan gaya klasik dan modern, sehingga menyesuaikan pembaca, karena menggunakan gaya klasik dan modern, semoga gampang dihafal oleh santri,” ujar KH Zulfa di ruang transit MAJT.
BACA JUGA:Antisipasi Krisis Pangan, Ganjar Gaungkan Berbagai Subtitusi Pangan Lokal
Masih terkait santri, Kiai Zulfa menambahkan, selama belajar di pesantren dan madrasah para santri pertama mendapat transfer ilmu dan wawasan, kedua mendapatkan transfer akhlak.
Maka salah satu ciri utama santri, selain keilmuan agama adalah akhlaknya.
Akhlak santri yang paling terlihat selain memang sopan santunnya adalah sesungguhnya rasa takutnya kepada Allah SWT.
Dia menambahkan sesuai data di Kemenag, saat ini jumlah pesantren sekitar 34 ribu. Dari jumlah itu pesantren milik Nahdlatul Ulama sebanyak 32 ribu.
BACA JUGA:Pengajian Akbar usai Jumatan di MAJT Semarang, Waketum PBNU KH Zulfa Musthofa Beri Pencerahan Rohani
“Jadi 90 persen lebih dimiliki oleh pesantren NU,” ujarnya.***