23.9 C
Central Java
Sabtu, 14 Juni 2025

Batik Media untuk Bercerita

Banyak Dibaca

Oleh:Dwi Widiyastuti, M.Pd*)

OPINI JATENG.com-Batik tidak hanya selembar kain, tapi juga media untuk bercerita. Kain yang melekat pada tubuh kita merupakan cerminan sejarah panjang peradaban bangsa Indonesia. Sejarah dan peristiwa banyak dituangkan dalam kain batik. Ciri khas sebuah daerah tertuang dalam kain batik yang berbeda warna. Tak heran mainan warna sulit ditemui pada kain hasil rekayasa. Di sinilah sebuah cerita digoreskan.

Batik biasanya dilukis dengan alat yang bernama Canting. Proses pembuatannya membutuhkan waktu berhari-hari serta keterampilan tangan tingkat tinggi. Tidak semua orang mempunyai imajinasi yang tinggi untuk membatik. Hasil dari goresan canting menghasilkan batik tulis yang indah dan eksklusif. Biasanya dipilih dari bahan yang bermutu tinggi serta pilihan gambar yang unik dan menarik.

Centra batik terletak di daerah Pekalongan. Menurut sejarah yang ditulis Rens Hariga (1996) sejak tahun 1960 pekalongan merupakan pusat batik Indo-Eropa. Batik Pekalongan mempunyai ciri khas ragam hias dan proses eropanis terutama dalam inspirasi dan pengerjaan. Awalnya tidak diproduksi secara massal tetapi karena banyaknya permintaan maka produksi batik pun semakin berkembang.

Motif yang gunakan dalam batik pun beragam. Warna yang dkeluarkan biasanya sesuai musim. Warna merah dan biru adalah warna klasik yang selalu dipilih. Melalui teknik pewarnaan yang rumit menghasilkan gradasi warna yang sempurna dalam setiap warna. Komposisi warna mencerminkan gaya masing -masing wilayah. Misalnya Pekalongan. Gaya pertama dicirikan oleh motif garis yang sederhana dan geometris yang rapi. Gaya kedua menggunakan motif buket bunga. Buket bisa berukuran kecil atau besar. Ragam ini yang kemudian sebagai esensi motif utama batik pesisir.

Lembaran kain bergambar ternyata punya cerita. Koleksi batik Ny. Djoemena seorang kolektor batik di Pekalongan menuangkan gambar tentang gadis berukuran mini. Pada kain muncul buket bunga dan burung gereja yang menjadi salah satu ciri utama batik Belanda.

Ada juga koleksi unik milik Ny. Eiko Ainan. Gambar batiknya menceritakan prosesi pergi haji ke Mekkah dengan naik kapal, barbahan katun, cap kayu. Selain gambar kapal ada bagian badan ang bergambar cumi-cumi, unta dan bidadari.

Sekarang batik juga bercerita tentang daerahnya masing-masing. Misalnya di Banjarnegara. Komoditi dawet ayu dan salak. Batik pun bercorak salak dan gambar penjual dawet membawa keranjang dagangannya. Hal ini merupakan cerita bahwa dawet dan salak komoditi yang memang orang harus tahu.

Ada orang bilang motif batik hanya sekedar gambar tanpa makna. Namun secara tidak langsung menggambarkan sebuah cerita yang awan untuk dimaknai. Bagimanapun sampai saat ini ciri khas bangsa Indonesia adalah batik. Bahkan sudah menjadi trend semua orang pasti memakai dan mempunyai batik.

*) Dwi Widiyastuti, M.Pd Pendidik di MTs N 2 Banjarnegara, Penulis, Motivator Literasi

Artikel Terkait

Artikel Terakhir

Populer