27.9 C
Central Java
Senin, 16 Juni 2025

Serial Maid, Kenali Pelecehan Emosional dan Cara Mengatasinya

Banyak Dibaca

OPINIJATENG.com-Beberapa waktu lalu saya mengikuti serial film netflix Maid. Serial baru yang masuk Top 10 Netflix ini berawal dari memoar karya Stephaniw Land berjudul Maid: hard Work,Low Pay and a Mother’s Will.

Memoar ini sendiri menceritakan kehidupan pribadi Stephanie saat berusia 20 tahun dan berjuang menjadi orang tua tunggal. Film yang dibintangi Margareth Qualley sebagai Alex menceritakan bagaimana perjuangannya sebagai ibu tunggal mencapai impiannya dengan kondisi dikelilingi keluarga yang mengalami kesehatan mental.

Ibunya mengidap bipolar walaupun sangat menyayangi Alex, tetapi tidak dapat diandalkan untuk membantu masalah rumah tangganya. Begitu juga dengan ayahnya seorang pecandu alkohol dan saat kecil melakukan kekerasan rumah tangga yang membuat Alex trauma dan menjauh dari ayahnya.

Alex yang cerdas dan bercita-cita menjadi penulis harus merelakan impiannya tertunda karena memiliki anak di usia muda dan mempunyai suami yang mengintimidasinya secara emosional. Alex yang dalam kondisi tertekan secara emosional meninggalkan suaminya dengan membawa anaknya berpindah tempat ke penampungan tunawisma dan rela menjadi tenaga kebersihan demi menghidupi anaknya.

Pertama kali Alex meminta bantuan di tempat penampungan untuk tunawisma, pertanyaan yang diberikan adalah apakah dia mengalami kekerasan dalam rumah tangga? Alex pun tidak dapat menjelaskan karena yang dialaminya adalah ketakutan secara emosional. Alex menyebutnya pelecehan emosional dan tidak dapat dibuktikan secara fisik hingga keterangannya diragukan oleh orang disekitarnya.

Begitu pula saat suaminya mengajukan hak asuh anak, Alex pun terpaksa menyerahkannya. Pengadilan menganggap alasan Alex yang tertekan batin menghadapi sikap suaminya tidak terbukti. Akhirnya Alex pasrah dan kembali dalam kehidupan yang terisolasi. Hingga akhirnya dia berani memutuskan untuk menerima tawaran beasiswa belajar menjadi penulis di Montana.

Berdua dengan Maddy anaknya, Alex meninggalkan suami dan ibunya untuk meraih impiannnya.

Apakah ada pelecehan emosional?

Pelecehan emosional atau biasa disebut juga kekerasan emosional sulit dibuktikan. Seperti dilansir dari Hello sehat, Biasanya pelecehan emosional berupa serangan secara verbal atau tindakan manipulatif.

Tindakan yang dilakukan seperti meremehkan atau merendahkan, mencaci, mengancam, mengintimidasi, sikap posesif yang berlebihan atau bahkan total mengabaikan.

Para pelaku pelecehan ini bisa siapa saja, bahkan dapat pula dilakukan oleh orang terdekat. Korbannya pun tidak harus perempuan, tetapi juga laki-laki.

Walaupun tidak ada kekerasan fisik, tetapi trauma dan rasa takut dialami oleh korban. Apabila dilakukan secara terus menerus, korban akan mengalami gangguan kesehatan mental.

Beberapa tanda pelecehan emosional yang dapat kita deteksi terjadi dalam hubungan :

1. Meremehkan
Menganggap korban yang biasanya orang terdekat tidak mampu melakukan suatu pekerjaan. Kalaupun pasangan atau korban pelecehan emosional ini berhasil dalam pekerjaannya, tidak akan dihargai. Hingga seringkali korban merasa tidak mampu dan mulai menanyakan kemampuan dirinya sendiri.

2. Mengancam
Bentuk ancaman yang dilakukan biasanya yaitu mengambil alih hal penting dalam kehidupan korban. Misalnya, anak, uang, rumah atau sesuatu yang membuat pasangannya tertekan dan menggantungkan hidupnya pada pelaku.

3. Mengisolasi
Pasangan yang melakukan pelecehan emosi biasanya akan menjauhkan korbannya dari kehidupan sekitarnya dan orang terdekat. Supaya orang lain tidak mengetahui tindakan yang dilakukannya.

Sehingga bisa terus melakukan tindakan semena-mena dan melecehkan. Tujuannya tidak lain supaya pasangan terus bergantung padanya.

Agar terhindar dari dampak buruk pelecahan emosional, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan :

1. Berani keluar dari lingkungan toxic relationship
Jika berada dalam satu lingkungan dengan pelaku pelecehan emosional, kita harus memberanikan diri untuk keluar. Jangan takut untuk menceritakan kondisi kita dan meminta bantuan teman.

2. Menulis hal yang dialami
Menulis apa yang dialami selain untuk self healing juga dapat digunakan sebagai bukti apa saja yang dilakukan oleh pelaku. Ternyata kebiasaan journaling atau menulis diary itu banyak manfaatnya untuk kesehatan mental kita.

3. Berhenti menyalahkan diri sendiri
Korban pelecehan emosional seringkali merasa bahwa dirinya memang pantas mendapat perlakuan seperti itu. Seringnya mengalami pelecehan membuat rasa percaya dirinya sedikit demi sedikit hilang.

Oleh karena itu perlu menumbuhkan rasa mencintai diri sendiri dan selalu berpikir positif mampu keluar dari lingkungan yang tidak sehat.

4. Meminta bantuan profesional
Apabila masalah tidak dapat diselesaikan sendiri dan mulai mempengaruhi mental, ada baiknya menghubungi tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater. Rasa takut dan diremehkan tentu mengganggu kehidupan sehari-hari yang dijalani.

Nah, itu ulasan tentang serial Maid, tidak hanya menikmati ceritanya, tetapi kita dapat mengambil pelajaran. Semoga bermanfaat.

Sumber: Film Maid dan berbagai sumber

Artikel Terkait

Artikel Terakhir

Populer