23.2 C
Central Java
Sabtu, 14 Juni 2025

SMAN 1 Banjarnegara Adakan Workshop Penguatan Standar Proses dan Standar Penilaian

Banyak Dibaca

OPINIJATENG.COM- SMAN 1 Banjanegara mengadakan kegiatan Workshop Penguatan standar proses dan standar penilaian berbasis

AKM untuk Membangun Kompetensi Guru Hebat Abad 21 Tahun 2021. Kegiatan ini bertujuan membekali bagi guru untuk mempersiapkan

perubahan-perubahan yang ada di era digital seperti saat ini. Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Cabang Dinas Provinsi Jawa Tengah, Dwi Yuliati Mulyaningsih, S.Pd.,M.M. didampingi Kepala SMAN 1 Banjarnegara, Sudarto,S.Pd,M.M.

Pentingnya saat ini,bagi guru dituntut untuk melakukan perubahan posisi sebagai agent of change karena guru bukan hanya
sebagai pengajar namun sebagai pendidik.

“Peran pendidik tidak bisa digantikan oleh siapapun.Guru diharapkan mendidik dengan hati yang bisa menjadikan peseta didik mampu menghadapi segala hal,” kata Dwi Yuliati.

Saat ini di era pandemi peran guru lebih difokuskan mendidik dengan hati segala hal.Tidak hanya memfokuskan mengejar angka-angka namun lebih diutamakan mendidik karakter anak bangsa yang mampu membangun bangsa dan mampu bersaing secara global.

Di samping itu, Guru juga harus menguasai strategi yang tepat mencari solusi yang tepat. Selain itu dengan memperbanyak pembelajaran berbasis project untuk membekali siswa dengan kegiatan-kegiatan yang positif dengan tugas yang tepat.

Perubahan-perubahan itu akan menuntun keluar dari zona nyaman.Berikan waktu yang lebih banyak kepada peserta didik yang bermasalah agar ada perbaikan pada diri siswa.

Selain itu, guru juga dituntut untuk melaksanakan pendidikan penguatan karakter peserta didik. Penguatan pendidikan karakter tidak hanya dilakukan di keluarga tapi dilaksanakan juga di sekolah.

Siswa harus dibekali dengan pendidikan karakter, memiliki kompetensi dan penguatan literasi.

Namun semua harus diawali dengan pendidikan dari guru, untuk terus berupaya meningkatkan kompetensinya dalam segala bidang.Guru pun dituntut untuk bisa berprestasi.

Indikator prestasi bukan dengan adanya sertifikat saja namun ditunjukkan dengan karya dari guru yang bermanfaat bagi masyarakat.

Saat ini pun sedang digaungkan sekolah Penggerak di Tanah Air yang siap mencetak guru yang mempunyai kompetensi sebagai Guru Pancasila yang menanamkan nilai-nilai Pancasila bagi peserta didik yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dwi Yuliati juga berpesan kepada guru untuk mencari strategi yang tepat dengan kebutuhan siswa dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ), membangun komunikasi yang baik dengan siswa dengan memperbanyak pembelajaran berbasis proyek untuk membekali keterampilan bagi siswa jadi tidak hanya belajar sebatas teori semata.

“Tidak ada murid yang tidak pintar hanya guru yang belum menemukan strategi yang tepat sesuai yang dibutuhkan siswa,”katanya.

Menurut Dwi Yuliati guru dapat berkolaborasi dengan guru mapel lain melakukan aktivitas siswa berbasis proyek, sehingga siswa tidak hanya sebatas di depan laptop atau hp.

“Dan Perbanyak waktu bagi guru untuk membimbing siswa yang tertinggal/bermasalah. Jangan sampai kita membiarkan anak sejumah tidak menguasai pembelajaran,” kata Dwi Yuliati.

Menurutnya, saat masa pandemi seperti sekarang, gerakan literasi tetap harus jalan dan dicarikan strategi misalnya hari tertentu sekolah mengagendakan literasi religi.

Dalam kesempatan yang sama, disinggung juga perubahan kurikulum terbaru dari Mendikbud dengan Kurikulum prototipe.

Kurikulum Prototipe tersebut menjadi opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024.

Kemendikbud Ristek memiliki tiga opsi kurikulum yang bisa dipilih satuan pendidikan di masa pandemi Covid-19 yakni Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan), dan Kurikulum Prototipe.***

Artikel Terkait

Artikel Terakhir

Populer