5 Oktober 2025 07:32

Berawal dari Kelas Menulis Online Akhirnya jadi Ketagihan Menulis

0
Imas Tati Cahyati

Imas Tati Cahyati

OPINIJATENG.COM – Imas Tati Cahyati, perempuan kelahiran Bandung yang lebih akrab disapa Imas, adalah Ibu dari dua orang putri berusia 9 dan 12 tahun.

Ia menyelesaikan pendidikan SI pada tahun 1998 di UIN SGD Bandung. Sejak tahun 1999 Imas bekerja sebagai Staf di Yayasan Al Amanah, sebuah lembaga pendidikan di kawasan Bandung Timur. Saat ini menjabat sebagai Kepala Sekretariat.

Bagi perempuan difabel yang punya hobi menulis, belajar Canva, dan posting jualan ini, adanya kelas belajar online telah memberinya banyak kesempatan untuk belajar.

Sehingga di sela-sela kesibukan, ia menyempatkan diri untuk mengasah kemampuan menulisnya dengan bergabung dalam kelas menulis bersama komunitas menulis online.

BACA JUGA: Berbekal Paket C, Sevi Berhasil menjadi Guru Penuh Prestasi

Kelas pertama diikutinya pada bulan Mei 2021, hingga melahirkan beberapa karya yang dimuat dalam beberapa buku Antologi.

Karya pertamanya berjudul Sungguh Sempurna menjadi candu baginya untuk terus menulis hingga terbit karya-karya selanjutnya.

Sejak SMP, Imas memang sudah senang menulis. Sudah beberapa lomba diikutinya. Sempat menjadi juara 2 lomba mengarang Porseni tingkat SMP sekecamatan Ujung Berung pada tahun 1987.

Namun, karena kesibukannya, jaringan juga kurang, serta tidak ada kelas menulis seperti saat ini, membuat bakat menulisnya jadi tidak tereksplor.

Prestasi lainnya pun terukir. Di tahun 2017, Imas berhasil menjadi pemenang utama lomba menulis yang diadakan situs online tentang wanita.

BACA JUGA: KH. Miftachul Akhyar, MUI, dan PBNU

Dunia maya makin menggeliat. Hobi menulis pun tersalurkan melalui Facebook. Hingga salah satu teman FB yang sering memperhatikannya, menemukan bakat itu.

Ia yakin kalau Imas cocok jadi penulis. Ia juga yang menginformasikan dan menyarankan Imas untuk ikut kelas menulis di komunitas menulis online.

Ternyata itu menjadi awal perjalanan karier menulisnya. Karena dari sanalah karya-karya itu dimulai.

Awalnya motivasi Imas menulis hanya untuk mendokumentasikan perjalanan hidup. Tetapi, setelah mengenal mentornya, Mbak Sari Agustia, ia malah tertarik menulis fiksi.

Baginya fiksi memberi kenikmatan tersendiri dan itu membuatnya jadi ketagihan. Kini menulis bukan sekadar hobi bagi perempuan yang memiliki saudara mayoritas guru, tapi bisa jadi self healing juga. Selain itu, ia juga merasa tertantang untuk terus menulis.

BACA JUGA: BKKBN, Agama, dan Pendewasaan Usia Nikah Atasi Stunting

Apalagi banyak dukungan yang mengalir untuk anak pertama dari lima bersaudara ini. Baik dari orang tua terutama ayahnya, juga dari atasan, dan suami tercinta yang berprofesi sebagai driver ojek online.

Dukungan penuh ini tentu saja memuluskan langkahnya. Hingga satu per satu karyanya terbit. Sebut saja buku antologi Sungguh Sempurna, Semesta Bercinta, Dua Arah Mata Angin, Bunga Rampai, Jejak-jejak Mungil Menuju Bulan, Serunya Bermain Bersama, Sanubari yang Mencinta, juga Berkah Terbesar dalam Hidup dan Pertama Tak Kan Terlupa, dua antologi yang kini sedang dalam proses.

Seperti itulah sosok Imas yang selalu ceria dan penuh semangat. Kenali lebih dekat melalui FB: Imas Tati, Instagram: @imas_berl-danalova atau email: ITCahyati@gmail.com.

Ditulis oleh Efi R Suwandy, penulis di Bestie @belajar_belajarnulisceritafiksi. Jika ingin belajar menulis fiksi dan bergabung kelas Bestie bisa menghubungi bit.ly/Sariagustia.***

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version