Raudhah atau Taman Surga dan Aplikasi Eatrmarna, Prof Ahmad Rofiq: Manajemen Baru…

Prof Ahmad Rofiq dan jamaah haji lainnya menunggu Shalat Rawatib di Madinah
OPINIJATENG.COM – Bagi jamaah haji dan umrah, ketika diberi kesempatan ziarah dan shalat di Masjid Nabawy asy-Syarif, adalah berkunjung, shalat, dan berdoa di Raudhah, taman dari taman surga.
Raudhah sendiri merupakan salah satu tempat yang mulia dan istimewa karena di sinilah Rasulullah SAW beribadah kepada Allah SWT, shalat, menerima wahyu, dan berdakwah kepada umatnya. Selain itu tempat ini juga merupakan tempat shalat bagi para sahabat Rasulullah.
Rasulullah saw bersabda: “Tempat (yang terletak) di antara kuburanku dan mimbarku, adalah taman dari taman-taman surga, dan shalat di masjidku lebih utama dari pada 1000x shalat di masjid lainnya, kecuali di Masjid al-Haram” (Rwiwayat dari Ali bin Abi Thalib dan Abu Hurairah) (Lihat ‘Umdatul Qari, juz 7/371).
BACA JUGA: Prof Ahmad Rofiq: Shalat Arbain dan Keutamaannya di Madinah
Namun tulisan yang tertulis di atas pintu keluar dari Raudhah ke area jalur peziarah Rasulullah saw, Abu Bakr dan ‘Umar bin al-Khaththab, riwayat dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Tempat yang terletak di antara rumahku dan minbarku, adalah taman dari taman-tamannsurga, dan minbarku adalah panggulku” (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).
Menurut Maktabah Al-Alukah, menurut Ad-Dawudi, ada dua pesan penting,
pertama: tempat tersebut akan dipindah ke surga, sehingga menjadi taman surga, karena itu, mewajibkan diri menjadi tempat dan mendekatkan diri kepada Allah, yang mengarahkan kepada taman surga.
Kedua, karena bahwa mewajibkan diri untuk shalat dan berdoa di tempat mulia itu, mendatangkan ke taman surga, karena keutamaan shalat di tempat itu, dibanding di masjid lain.
BACA JUGA:Minyak Goreng, BBM dan Inflasi
Karena itu, ketika kita diberi kesempatan untuk mengunjungi tempat ini sangat disunnahkan untuk memperbanyak ibadah, bisa shalat wajib atau sunnah, dzikir, dan iktikaf. Seperti sabda Rasulullah SAW “Satu shalat di masjid saya (Masjid Nabawi) ini lebih baik daripada seribu shalat di tempat lain, kecuali Masjdil Haram” (HR. Bukhari Muslim).
Raudhah sendiri merupakan salah satu tempat yang mulia dan istimewa karena di sinilah Rasulullah SAW beribadah kepada Allah SWT, shalat, menerima wahyu, dan berdakwah kepada umatnya.
Selain itu tempat ini juga merupakan tempat shalat bagi para sahabat Rasulullah.
Tidak ada perdebatan dalam soal ini, dan setiap jamaah merasa tidak afdhal – atau bahkan merasa kurang – apabila tidak bisa shalat dan berdoa di Raudhah.
BACA JUGA:7 Tips agar Bertahan Lama dan Merasa Nyaman di Kantor
Aplikasi Eatmarna (إعتمرنا)
Pada tahun haji 2022 ini, ada model dan manajemen baru ketika seorang jamaah ingin berziarah ke Raudhah.
Pertama, melalui rekomendasi (tashrih/تصريح) dari pemerintah, setelah diajukan permohonan untuk ziarah ke Raudhah dengan jadual dan jumpah personalia kloter atau jamaah yang akan berziarah.
Kedua, menggunakan dab mengisi aplikasi eatmarna (إعتمرنا) secara person.
Akan tetapi dalam praktiknya, isian aplikasi eatmarna ini, tidak mudah. Terutama saat verifikasi data. Ketiga, model “nunut” rombongan lain yang sudah mengantongi rekomendasi kolektif (tashrih jama’iy) seperti yang penulis lakukan.
BACA JUGA:Manfaat Senam Pagi bagi Warga yang Minim Risiko
Caranya mencari informasi kapan kloter atau jamaah kloter lain yang sudah mengantongi tashrih jama’iy, kita siap-siap bergabung, tentu sebaiknya dengan informasi jadual kloter atau jamaah yang akan ke Raudhah, kita yang mau gabung, dapat ikut bergerak.
Karena dalam praktiknya, setelah melewati pintu screening jamaah yang masuk, jamaah masih harus menunggu di depan pintu atau Bab Jibril atau Bab An-Nisa’, bisa antara 1 atau 1,5 jam, sambil menunggu giliran masuk, karena jamaah yang sudah masuk juga selesai shalat dan berdoa dan diperintahkan segera meninggalkan Raudhah.
Model ziarah ke Raudhah tahun Haji 2022 ini sama sekali baru, terutama bagi saya, setelah dua tahun tidak melaksanakan ibadah haji.
Dan banyak jamaah yang sudah 3-4 hari berada di Madinah, masih belum semua bisa mengikuti aturan baru masuk Raudhah, namun ada juga yang memang sangat rajin hunting dan berburu informasi, mereka sudah dapat menikmati kekhusyuan dan kesyahduan shalat dan berdoa di Raudhah.
Tentu ini sangat tergantung bagaimana seseorang pecinta Rasulullah saw mampu menangkap dan merasakan keindahan dan kerinduan yang membuncah di taman sebagian dari taman surga.
Semoga kelak menjadi saksi dan bukti, bahwa bagi orang yang sudah bershalat dan berdoa di Raudhah, akan benar-benar berada di surga Allah yang kekal di dalamnya. Amin Ya Rabbal alamin.
*) Prof Dr H Ahmad Rofiq MA, Guru Besar dan Direktur Pascasarjana UIN Walisongo Semarang, dan Koordinator Wilayah Indonesia Tengah MES Pusat, Ketua DPS Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, Ketua II YPKPI Masjid Raya Baiturrahman Semarang, Karom I Jamaah Haji Kloter 16 SOC, 1443 H-2022 M dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Asshodiqiyah Sawah Besar Semarang.***