1 Oktober 2025 02:03

Asyura, Muharram, dan Momentum Bersejarah, Ini 10 Peristiwa Besar Itu

0
WhatsApp Image 2022-03-30 at 13.07.35

Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, MA., Guru Besar Hukum Islam Pascasarjana UIN Walisongo, Ketua PW Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Tengah (Terpilih), Direktur LPPOM-MUI Jawa Tengah, Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) Rumah Sakit Islam-Sultan Agung (RSI-SA) Semarang, Koordinator Wilayah Indonesia Tengah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pusat dan Anggota Dewan Penasehat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Pusat.

Oleh: Prof Ahmad Rofiq

OPINIJATENG.COM – Senin, hari ini, 8 Agustus 2022 bertepatan dengan 10 Muharram 1444 H.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah, banyak saudara kita yang berpuasa ‘Asyūrâ’ setelah kemarin Tasu’a. 

‘Asyura’ artinya hari kesepuluh dan Tasu’a artinya hari kesembilan.

Tanggal 17 Agustus 2022 saat seluruh Bangsa Indonesia di mana saja berada, merayakan hari Proklamasi Kemerdekaan Negara dan Bangsa Indonesia Ke-77 bertepatan dengan 19 Muharram.

BACA JUGA: Guyub Rukun Ringin Telu Rintis Pasar Esuk, Walikota Semarang Hendi: Kedepankan Gotong Royong

Ada pesan utama (main messagge) dari Allah Tuhan Pengatur jagad raya ini.

Bangsa Indonesia, yang merayakan HUT Kemerdekaan NKRI, dapat mengambil pelajaran dan spirit hijrah Rasulullah saw, dari Makkah ke Madinah (semula Yatsrib), yang menjadi awal penanggalan kalender Hijriyah, guna ikhtiar meraih sukses dengan langkah strategis di masa depan.

Sebagai bangsa yang pemeluk islamnya terbesar di dunia, Indonesia sebagai rumah besar bangsa yang menjadi kiblat dunia dalam merawat kerukunan, persaudaraan, dan juga kearifan lokal yang sangat menjunjung tinggi keharmonisan, kedamaian, dan kebhinnekaan, harus tetap utuh.

Sebagaimana Rasulullah saw menyatukan semua suku di Madinah dalam ikatan umat (Piagam Madinah).

BACA JUGA:Sempat Dikabarkan Hilang Dua Bulan, Polisi Temukan Anak Lurah Grobogan di Wilayah Ini

Karena ikatan dan persaudaraan sejati, harus dibangun, berdasar fondasi kemajemukan, yang itu merupakan titah Allah Sang Pencipta. 

Banyak peristiwa bersejarah terjadi pada bulan Muharram.

Di antaranya: 

1). Diciptakannya Nabi Adam as di Surga dan diterimanya taubatnya setelah digelincirkan oleh Iblis;

2). Diselamatkannya Nabi Nuh as dari banjir bandang melalui kapal yang dibuat di musim kemarau, dan sempat dibully warganya. Bahkan anaknya, Kan’an pun tak selamat, karena tidak mau mengikutinya, dan naik ke Gunung Judi.

3). Nabi Musa as dan jamaahnya diselematkan oleh Allah dengan membelah laut dan ditenggelamkannya Fir’aun dan kaumnya yang dhalim di laut merah (al-Bahr al-Ahmar).

4). Diselamatkannya Nabi Yunus as dari perut ikan paus dan diterima taubatnya;

5). Diselamatkannya Nabi Yusuf as dari sumur setelah diceburkan saudara-saudaranya yang tidak menyukainya;

6). Dilahirkannya Nabi Ibrahim as dan diselamatkannya dari api yang membakarnya oleh Raja Namrud;

7). Dilahirkannya Nabi Isa as dan diangkatnya (dirafa’)-nya ke langit;

BACA JUGA:Pimpinan Unwahas Ziarah Ke Makam KH Syamsuddin Anwar

8). Dikembalikannya lagi penglihatan Nabi Ya’qub as setelah mengalami kebutaan lama;

9). Dihilangkannya penderitaan yang mendera Nabi Ayyub as;

dan

10). Diampuninya Nabi Daud as.
 
Indonesia yang laksana irisan surga, dengan kekayaan alam yang luar biasa, harus diupayakan, warganya mampu mengurusnya sendiri, sudah tidak saatnya lagi, semua urusan diserahkan kepada orang asing.

Ini butuh nyali dan keberanian untuk mengambilnya dengan kalkulasi, strategi, dan langkah yang smart dan bertaji.

Muharram adalah bulan yang dimuliakan Allah SWT, mengerjakan amalan kebaikan di bulan Muharram akan tercurah kebaikan pula kepadanya.

Abu Dzar ra berkata, aku bertanya kepada Rasulullah SAW: “Malam apakah yang lebih baik dan bulan apakah yang lebih utama?”, lalu beliau menjawab” “Sebaik-baiknya malam adalah pertengahannya. Bulan yang paling utama adalah bulan Allah yang kalian sebut Muharram”, (HR. An-Nasa’i). 

BACA JUGA:Khataman Al-Qur’an 22 Kali Tandai Dies Natalis Unwahas

Rasulullah saw menghormati bulan Muharram.

Beliau berpuasa pada hari ke-10 atau ‘Asyura’.

Dalam Riwayat Ibrahim al-Hijry dari Abi ‘Iyadl dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda: “Hari ‘Asyura’ adalah hari yang para Nabi berpuasa, maka berpuasalah kalian semua”. Hikmah puasa ‘Asyura, adalah menghapus dosa setahun sebelumnya.

Riwayat dari Abu Qatadah ra, bahwa keutamaan puasa ‘Asyura sebagaimana Nabi saw bersabda: “Puasa hari ‘Arafah, aku menghitung pada Allah mengapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya, dan puasa ‘Asyura aku menghitung, menghapus dosa setahun sebelumnya” (Riwayat Muslim dalam Shahihnya).

Dalam kalender penanggalan Jawa, bulan Muharram (yang dimuliakan) disebut dengan bulan Suro.

Saya menduga ini juga diambil dari kata ‘Asyura.

Sebelum pandemic Covid-19, dalam menyambut 1 Muharram, boleh dikatakan di setiap RT.

Dari perspektif inilah, seakan di bulan Muharram atau Suro, tidak sepatutnya mempunyai gawe, seperti hajat mantu, mengkhitankan, dan lain sebagainya.

BACA JUGA: Semarang Fashion Trend 2022: Angkat Wastra Jawa dalam Panggung Mode

Bagi warga yang katanya sangat rasional, bahkan liberal, mungkin tidak percaya itu.

Tetapi jika warga masyarakat menghormati dan tidak menggunakan waktu-waktu bulan Muharram untuk suatu acara, dan lebih banyak menggunakannya untuk muhasabah, beristighfar, dan memohom ampunan kepada Sang Khaliq, Yang Maha Pengampun, adalah pilihan bijak yang juga harus dihormati.

Selamat kepada sedulur-sedulur yang berpuasa ‘Asyura’ semoga Allah mengampuni dosa kita setahun yang lalu, dan tidak lagi membebani torehan amal dan tinta emas dalam pembukuan kita ke depan.

Dengan diwrite-off-nya dosa kita setahun, kiranya akan menambah spirit kita untuk merawat iman taqwa dan komitmen kebangsaan kita guna mengisi kemerdekaan NKRI yang ke-77, demi terwujudnya baldatun tahyyubatun wa Rabbun Ghafur.

BACA JUGA: Polres Magelang Ungkap Kasus Pembunuhan dengan Pelaku Dibawah Umur

Bravo NKRI dan Semoga kita mampu merawat rumah besar kita Indonesia, terus tumbuh dan maju. Salam sehat. 
 
*)Prof Dr H Ahmad Rofiq MA, Ketua DPS RSI- Sultan Agung Semarang, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Tengah, Direktur LPPOM-MUI Jawa Tengah, Guru Besar Pascasarjana UIN Walisongo Semarang, Ketua Bidang Pendidikan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Ketua II YPKPI Masjid Raya Baiturrahman Semarang, Koordinator Wilayah Indonesia Tengah Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), dan Anggota Dewan Penasehat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Pusat.***

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *