4 Oktober 2025 10:03
Prof Ahmad Rofiq 2

Prof Dr Ahmad Rofiq, MA. Ketua PW Dewan Masjid Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Guru Besar Pascasarjana dan FSH UIN Walisongo Semarang, Direktur LPPOM-MUI Jawa Tengah, Ketua DPS Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, Anggota DPS BPRS Bina FInansia, Koordinator Wilayah Indonesia Tengah MES Pusat, dan Anggota Dewan Penasehat IAEI Pusat.

OPINIJATENG.COM – Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) telah men-share fliyer dan brosur pembukaan pesantren tahfidz, hafalan Alquran.

Visinya adalah “Tercetaknya generasi Qur’ani yang ekspert dalam keilmuan Islam, tanggap dan cerdas dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan umat”.

Karena itu, masyarakat perlu merespons kesempatan tersebut dengan baik.
Apalagi Pesantren Tahfidz tersebut menyediakan beasiswa dan tambahan pelajaran kitab kuning yang cukup banyak.

BACA JUGA:Telaga Antik Wujudkan Literasi Warga, Dilaunching oleh Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono

Sementara di berbagai masjid dan sekolah, termasuk di dalamnya SMPN 16 Semarang, yang alhamdulillah pagi ini, saya mendapat kehormatan diundang untuk memberikan “nutrisi rohani” meminjam Bahasa Ibu Purnami Subadiyah SPd MPd, kepada para dewan guru yang bersemangat untuk belajar Alquran dengan mujawwad.

Mereka mempelajari Alquran sebagai ikhtiar untuk menambah kecerdasan spiritual, yang pada gilirannya akan menambah kecerdasan pedagogiknya.
Muaranya adalah dengan spirit itu, ghirah dan samangat belajar Alquran akan didiseminasikan kepada para peserta didik mereka.

Belajar Alquran dan mengajarkannya kepada orang lain, merupakan pekerjaan yang terbaik.

BACA JUGA:PWI Jateng Gelar UKW Angkatan Ke-35, Diikuti 23 Peserta

Dalam Bahasa sederhana saya, apabila kita ingin menjadi orang yang terbaik, maka salah satu pintu atau gerbang tol-nya adalah melalui belajar Alquran dan mengajarkannya kepada orang lain.

Alquran merupakan wahyu yang Allah turunkan kepada hamba-hamba-Nya melalui Rasulullah Muhammad saw.

Membacanya adalah ibadah, dan bahkan mereka yang membacanya saja masih terbata-bata (yatana’na’) atau Jawanya grathul-grathul Allah tetap menjanjikannya pahala.

Riwayat dari Ustman bin Affan ra, Nabi saw bersabda: “Sebaik-baik kamu sekalian adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya” (Riwayat Al-Bukhari).

BACA JUGA:Teh Herbal Serbuk Nanopartikel, Prof Sudarmin: Bisnis Menjanjikan Bisa Jadi Pematik Ekonomi Masyarakat

Abu Dawud menempatkannya dalam Kitab al-Shalat, bab Pahala membaca Alquran.
At-Tirmidzi dalam Al-Jami’ membahas dalam Bab Fadhail Alquran, bab “Hal-hal yang ada dalam Belajar Alquran”.

Ibnu Majah membahas dalam Kitab Al-Sunan dalam Bab Keutamaan orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.

Sufyan mengatakan: “Seutama-utama kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya”.

Ad-Darimi dalam Kitab Al-Sunan pada Kitab Fadlail Alquran, bab “Sebaik-baik kamu sekalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya, seperti apa yang di-takhrij Al-Bukhari dari matan dan sanad yang pertama: “Inna khairakum man ‘allama Alquran au ta’allamahu”.

BACA JUGA:BPI UIN Walisongo Semarang Adakan Penguatan Kompetensi Konselor

Imam Ahmad bin Hanbal dalam Al-Musnad, Riwayat dari Utsman bin ‘Affan dengan lafadh: “Afdlalukum man ta’allama Alquran wa ‘allamahu”.

Juga mentakhrij dengan lafadh: “Inna khairakum man ‘allama Alqur’an au ta’allamahu”.

Juga dengan redaksi ketiga, “khairukum man ta’allama Alqurana wa ‘allamahu”.
Abu Dawud al-Thayalisy mentakhrij dalam Musnadnya dari Syu’bah seperti apa yang ditakhrij Al-Bukhari dari sanad dan matan.

Imam al-Khathib al-Baghdady dalam tarjamah Ahmad bin Muhammad al-Adamy dengan dua isnad kepada Abu Nu’aim al-Fadhl: “Khiyarukum au afdlalukum man ta’allama al-Qur’an wa ‘allamahu”.

BACA JUGA:Spirit Hijrah 1444 H untuk Indonesia Bermartabat

Al-Munawi mengatakan dalam Syaraj HAdits, artinya sebaik-baik orang yang belajar dan mengajar adalah orang yang belajar dan pengajarannya dalam Alquran, karena sebaik-baik omongan atau pembicaraan adalah Firman (Kalam) Allah.

Demikian juga sebaik-baik manusia sesudah para Nabi adalah orang yang menyibukkan diri dengan Alquran.

Al-Hafidh Ibnu Hajar dalam kitab Fath al-Bary mengatakan: “Sesungguhnya yang mengumpulkan antara belajar Kitab Allah Ta’ala dan konsisten dengan pembelajarannya kepada orang lain, maka ia adalah manusia yang mengerjakan untuk menyempurnakan dirinya, dan juga menyempurnakan pada orang lain, yaitu mengumpulkan antara manfaat yang pendek namun menyebarkannya kepada orang lain.”

Dan inilah sebab-sebab keutamaannya, yakni termasuk orang yang ingin meraih tujuan Allah Ta’ala.

BACA JUGA:Santri Pondok itu Dikukuhkan Jadi Guru Besar Ke-32 UIN Walisongo

Banyak hadis menjelaskan tentang fadhillah (keutamaan) membaca Alquran.
Selain mendatangkan syafaat di hari Kiamat, Alquran menjadi obat dari segala kegundahan hidup.

Dari sahabat Utsman ra, Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baiknya kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah) (Baca Juga: Inilah Peran Imam Madzhab dalam Menjelaskan Isi Alqur’an)

Mereka yang membaca Alquran meskipun terbata-bata diganjar pahala berlipat ganda.

Apalagi tilawah tersebut dilakukan di bulan Ramadhan.

BACA JUGA:Haid Tidak Teratur, Jerawat Sering Muncul, Hati-hati Ancaman Polycystic Ovary Syndrome

Mari kita simak hadis Nabi dari Ummul Mukminin Aisyah ra:

Dari Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Orang yang ahli dalam Al-Qur’an akan bersama Malaikat pencatat yang mulia lagi benar, dan orang yang terbata-bata membaca Alquran sedang ia bersusah payah (mempelajarinya), maka baginya dua pahala.” (HR. al-Bukhari,al-Nasa’i, Muslim, Abu Daud, al-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Bagaimana maksud orang yang terbata-bata membaca Alquran?

Dalam Kitab Fadhail Qur’an karya Syeikh Maulana Zakariyya Al-Kandahlawy dijelaskan bahwa orang yang ahli dalam Alquran adalah orang yang hafal Qur’an dan senantiasa membacanya, apalagi jika memahami arti dan maksudnya.

Marilah terus kita tingkatkan spirit dan semangat belajar dan mempelajai Al-Qur’an, agar kita mampu mendapatkan ilmu, hidayah, dan petunjuknya, sekaligus mendapatkan obat dan nutrisi rohani, agar hidup dan kehidupan kita menjadi lebih bermakna. Allah a’lam bi sh-shawab.
 
*) Prof Dr H Ahmad Rofiq MA adalah Ketua PW Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Tengah, Guru Besar Pascasarjana dan FSH UIN Walisongo Semarang, Direktur LPPOM-MUI Jawa Tengah, Ketua DPS Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, Koordinator Wilayah Indonesia Tengah MES Pusat, dan Anggota Dewan Penasehat IAEI Pusat.***

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *