Genjot IPM Banjarnegara, Ilmuwan Rekomendasikan Smart Parenting

Dr Tuswadi, ilmuwan ALMI memberikan Smart Parenting di SMA N 1 Wanadadi (8/5)./Dok. Dr Tuswadi
OPINIJATENG.COM-Kabupaten Banjarnegara masih memiliki pekerjaan besar dalam meningkatkan indeks Pembangunan manusia (IPM). Salah satu hal penting yang bisa mendongkrak IPM adalah pendidikan.
Data Direktorat Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) menunjukkan, jumlah penduduk Kabupaten Banjarnegara mencapai 1,07 juta jiwa pada 2024.
Namun, hanya 3,48% penduduk yang sudah menamatkan pendidikan sampai perguruan tinggi pada pertengahan 2024.
Proporsi penduduk yang berpendidikan D1 dan D2 sejumlah 0,36% sedangkan D3 0,63%. Kemudian, penduduk berpendidikan S1 mencapai 2,39%, S2 0,1%, dan S3 0,004%.
Selanjutnya, proporsi penduduk dengan tamatan SMA sebesar 12,45%. Lulusan SMP dan SD masing-masing 16,97% dan 35,06%.
Sementara itu, ada 10,62% penduduk Kabupaten Banjarnegara yang belum tamat SD. Penduduk yang tidak/belum sekolah sejumlah 21,43%.
Dr Tuswadi, guru dan ilmuwan pada Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) Jakarta mengatakan bahwa diperlukan langkah-langkah cerdas dan murah untuk menaikkan angka partisipasi sekolah (APS) melalui kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat.
Menurutnya, faktor kemiskinan bisa jadi pemicu rendahnya masyarakat bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai jenjang sekolah menengah dan perguruan tinggi. Hal ini diperparah dengan masih sempitnya wawasan dan kesadaran orang tua mengenai tata kelola dan seni menyekolahkan/mengkuliahkan anak serta pentingnya pendidikan yang memadai untuk lebih kehidupan yang layak.
Sinkron
Banyak ahli pendidikan membuktikan bahwa ada keterkaitan yang erat antara tingkat kesejahteraan keluarga dengan tinggi atau layaknya tingkat pendidikan anggota keluarga. Dengan pendidikan yang memadai, pola membangun keluarga yang terdidik dan sejahtera akan lebih terbangun.
Menurut Dr Tuswadi untuk membuka wawasan dan meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan, para orang tua perlu diberikan ilmu dan pengetahuan tentang pendidikan. Pihak sekolah dari tingkat TK-SD-SLTP-SLTA dapat berkolaborasi dengan Komite Sekolah untuk secara rutin menggelar Parenting dengan topik yang berkelanjutan seputar pendidikan. Parenting seyogianya dimasukkan ke dalam program sekolah.
“Di awal anak sekolah, orang tua perlu diberikan ilmu tentang pola mendidik anak yang tepat agar nilai-nilai kehidupan yang diperoleh anak di sekolah tidak bertabrakan dengan seni mendidik orang tua di rumah. Sekolah dan keluarga harus sinkron,” jelas Dr Tuswadi.
“Terus di menjelang kelulusan anak, orang tua perlu dikasih ilmu lagi di kegiatan parenting fokus pada kiat-kiat sukses agar putra/putrinya melanjutkan sekolah/kuliah setinggi mungkin. Saya fikir sumber daya manusia (SDM) di sekolah mampu untuk menyampaikan materi parenting dengan kedua tema tersebut. Atau jika sekolah mampu bisa mengundang tokoh-tokoh Pendidikan dan psikolog,” lanjut Dr Tuswadi.
Program Smart Parenting dengan pola awal dan akhir tahun pelajaran sudah mulai diaplikasikan di SMA N 1 Wanadadi. Dr Tuswadi selaku Pengurus Komite Sekolah bahkan bersedia berbagi ilmu dan pengalaman mendidik anak kepada orang tua. Di awal tahun pelajaran 2024/2025 seluruh orang tua/wali peserta didik kelas X telah menerima ilmu tips-tips sukses mendidik anak bagi orang tua untuk memperkuat etos belajar anak sehingga makin berprestasi; sementara menjelang akhir tahun pelajaran, 8 Mei 2025 seluruh orang tua/wali diikutsertakan dalam Smart Parenting Pelepasan Peserta Didik Kelas XII. Dalam kesempatan itu orang tua diberikan wawasan besarnya kesempatan beasiswa Diploma/S-1 bagi lulusan SMA serta tata cara mendapatkannya. Pengenalan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta juga tersampaikan.
“Orang tua banyak yang belum tahu apa itu Universitas; mengapa anak harus kuliah. Bagaimana cara kuliah gratis dan sebagainya,” kata Dr Tuswadi usai memberikan materi Smart Parenting di SMA N 1 Wanadadi Kamis lalu.***