OPINIJATENG.com – Hari libur nasional memperingati Maulid Nabi Muhammad jatuh pada hari Selasa tanggal 19 Oktober 2021. Namun, pemerintah menggesernya tidak sesuai dengan ketetapan kalender. Meski begitu peringatan Maulid nabi tetap di hari Selasa, hanya liburnya bergeser pada hari Rabu keesokan harinya.(20/10/2021)
Perubahan hari libur ini tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi, Birokrasi Nomor 712,1,dan 3 Tahun 2021.
Alasan pemerintah merubah hari libur untuk mengantispasi lonjakan Covid-19. Diharapkan dengan kebijakan tersebut bisa mengurangi mobilitas dan potensi penularan Covid-19.
Maulid Nabi merupakan waktu kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diperingati seluruh umat Islam. Meski ada sebagian orang yang menganggap perayaan maulid nabi adalah bid’ah, tetapi semua umat Islam menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan rasa syukur.
Dilansir dari NU Online, Allah memilih kelahiran Nabi Muhammad SAW jatuh pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal. Ada hikmah yang terkandung di dalamnya. Menurut Ibnul Haj, seperti dikutip Jalaluddin As-Suyuthi ada empat hikmah di balik kelahiran Nabi Muhammad SAW pada hari Senin, Rabiul Awwal.
1. Hari Senin adalah Hari penuh rezeki
Hari Senin merupakan hari Allah menciptakan pohon. Hal tersebut mengingatkan pada penciptaan makanan pokok, rezeki, aneka buah, dan ragam kebaikan untuk kebutuhan manusia.
2. Makna Rabi
Secara etimologi,kata “Rabi” berarti musim semi sebagai isyarat dan rasa optimis. Dimana masa itu tanaman sedang sangat subur dan banyak berbuah. Padang rumput menghijau.
3. Ar-Rabi merupakan musim semi yang paling pas (adil) dan terbaik sebagaimana syariat Nabi Muhammad SAW yang paling adil (paling toleran).
4. Allah memang ingin memuliakan waktu tersebut karena kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sehingga umat Islam mudah untuk mengingat hari kelahiran kanjeng Nabi.
Hikmah dibalik memperingati Maulid Nabi Muhammad adalah menjadikannya momentum untuk memperbaiki akhlak dan meniru prilaku Nabi. Dan, tentu saja untuk menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.***
Sumber: NU Online dan berbagai sumber