23.2 C
Central Java
Sabtu, 14 Juni 2025

Revitalisasi Dewan Masjid Indonesia dan Khitahnya

Banyak Dibaca

OPINIJATENG.COM
Dewan Masjid Indonesia (DMI) sekarang dipimpin oleh Dr. Muhammad Jusuf Kalla.

Organisasi ini didirikan pada tahun 1972 dengan maksud untuk meningkatkan keimanan, ketaqwaan, akhlaq mulia dan kecerdasan umat serta tercapainya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT, dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

DMI mempunyai kepengurusan di setiap provinsi dan kabupaten di Indonesia.

Visi DMI adalah “Meningkatkan keimanan, ketaqwaan, akhlaq mulia dan kecerdasan umat serta tercapainya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT, dalam wilayah Negara Republik Indonesia”.

BACA JUGA: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 6 Halaman 92, 93, 94, 95, 96, 97 Pembelajaran 2 Sub Tema 3 Masyarakat Sejahtera, Negara Kuat

Misinya “Mewujudkan fungsi masjid sebagai pusat ibadah, pengembangan masyarakat dan persatuan ummat”.

Sesungguhnya, DMI ini secara sosio-politik dan sosio-ekonomik, merupakan “kawasan” yang seksi dan menarik.

Karena bagi kaum Muslimin, hampir pasti tidak bisa dipisahkan dari Masjid.

Karena ada kewajiban minimal dalam satu pekan, di hari Jumat, kaum Muslimin diwajibkan mengerjakan shalat Jumat, dan dilaksanakan secara berjamaah.

Bahkan menurut madzhab yang diikuti mayoritas kaum Muslimin di Indonesia, bahwa shalat Jumat dinyatakan sah apabila diikuti oleh 40 orang jamaah tetap (mustauthin).

Karena itu, pada watu Rasulullah saw hijrah dan memulai dakwah di daerah Yatsrib yang kemudian diganti nama menjadi Madinah, dan sekarang merupakan satu provinsi di Arab Saudi, pertama kali yang dibangun adalah Masjid Quba.

Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah saw. pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi di Quba, sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah.

BACA JUGA: Diguyur Hujan Lebat, Dieng Kulon dan Dieng Wetan Banjir

Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Masjid Quba adalah masjid yang dibangun atas dasar takwa (QS. At-taubah:108) (id.wikipedia.org).  

Baru setelah itu, Masjid Nabawy yang hingga sekarang menjadi Masjid terbesar dan termegah di Madinah, yang “wajib” dikunjungi oleh jamaah haji dan umrah dari seluruh penjuru dunia.

Masjid pada masa beliau, selain sebagai pusat kegiatan ibadah, juga merupakan “pusat pemerintahan” untuk merancang konstitusi, tempat musyawarah, dan bahkan tempat pengendalian dan pengelolaan “pemerintahan baru Madinah”.

Karena itu tidak heran, jika W. Mongomery Watt (14 March 1909 – 24 October 2006) menyebut bahwa “Muhammad saw adalah the Prophet and Statesman” atau Muhammad saw adalah seorang Nabi dan Negarawan.

Bagaimana kekuatan DMI dan jamaahnya? Jumlah masjid di Indonesia menurut Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla, ada 800.000, terbanyak di dunia.

Setiap 220 orang di suatu kampung ada masjid/mushalla (KUII, 27/2/2020). Dari sisi jumlah tentu ini sangat membanggakan dan meyakinkan.

Akan tetapi, apakah mereka ini cukup potensial dan memiliki posisi tawar (bargaining position) yang memadai.

Tampaknya, kita kompak dan jujur menjawab belum.

BACA JUGA: Awas Wajah Kusam apabila Konsumsi Gorengan Berlebih

Masih banyak mereka ini, menjadi sasaran jihad bi l-amwal atau dakwah dengan harta tetangga sebelah, sementara kita yang merasa sudah menjadi bagian besar bangsa ini, merasa berada di zona nyaman. 

Laman idibaru.id (1/10/2020) merilis 229 juta orang Indonesia menganut agama Islam (87,2%) dari total penduduk Indonesia yang diproyeksikan 271.066.000 jiwa (kompas.com (8/1/2020).

Data dari Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Zudan Arif Fakhrulloh jumpah penduduk Indonesia per-12/8/2020 naik menjadi 268.583.016 jiwa.
Sementara itu, angka kemiskinan di Indonesia menurut versi antaranews.com mengutip Badan Pusat Statistik (BPS) periode September 2019-Maret 2020 mencapai 9,78% atau sebesar 26,42 juta jiwa. 

Setelah pandemi covid-19 diperkirakan naik menjadi 10,34% (26,85 juta).

Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mencapai 64 juta.

Angka tersebut mencapai 99,9 persen dari keseluruhan usaha yang beroperasi di Indonesia (4/9/2020).

“Sekitar 30 persen yang usahanya terganggu. Yang terganggu tapi menciptakan inovasi-inovasi kreatif sekitar 50-70 persen, meskipun mereka terkena dampak” kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan (Liputan6.com, Jumat (4/9/2020).

Tentu ini menjadi beban berat para pengurus Masjid di seantero tanah air, untuk berinisiatif dan berkreasi, bagaimana upaya cerdas mengentaskan angka kemiskinan atau setidaknya menguranginya secara bertahap namun pasti.

Karena itu, seluruh jajaran pimpinan daerah DMI baik Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat, perlu bersinergi, dan melakukan revitalisasi Dewan Masjid Indonesia (DMI) kembali kepada khithah, untuk memperkuat iman dan taqwa. Karena masjid pertama kali dibangun atau membangun fondasi keimanan dan ketaqwaan (QS. At-Taubah (9): 108).

Karena masjid melalui seluruh jajaran DMI dari pusat hingga daerah, harus mampu memakmurkan masjid dan masjid memakmurkan umat, agar hidayah terus bisa menyelimuti para jamaah (QS. At-Taubah (9): 18) dan tidak sampai iman mereka tergadai hanya karena mereka tergoda oleh kebutuhan dasar mereka.

Semoga DMI dan MUI, terus mampu mengawal dan memakmurkan jamaah, dengan revitalisasi khithah dan memakmurkan jamaah, demi kemuliaan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Allah a’lam bi sh-shawab.
 
*) Prof. Dr. Ahmad Rofiq, MA. Anggota Dewan Pakar Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Tengah, Wakil Ketua Umum MUI Jawa Tengah, Guru Besar Pascasarjana dan FSH UIN Walisongo Semarang, Direktur LPPOM-MUI Jawa Tengah, Ketua DPS Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, Anggota BPS BPRS Bina FInansia, Koordinator Wilayah Indonesia Tengah MES Pusat, dan Anggota Dewan Penasehat IAEI Pusat.***

Artikel Terkait

Artikel Terakhir

Populer