OPINIJATENG.COM – LDM adalah singkatan dari Long Distance Marriage, yaitu hubungan jarak jauh antara suami istri setelah menikah, sehingga tidak atau sulit bertemu dalam waktu yang lama.
LDM ini banyak dilakukan oleh pasangan suami istri karena tuntutan pekerjaan atau tugas negara.
Para Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri, seperti di Arab Saudi, Hongkong, Malaysia, dan negara-negara yang menjadi tujuan kerja warga negara Indonesia, hampir semua mengalami LDM, berpisah dengan suami atau istrinya selama beberapa tahun.
Para Tentara juga sering mendapatkan tugas ke wilayah konflik yang jauh dan harus rela berpisah dengan istrinya dalam waktu yang lama. Istri para pelaut sudah biasa ditinggal suaminya bekerja di kapal selama bertahun-tahun, dan hanya mendarat sewaktu-waktu saja.
BACA JUGA :Sahabat yang Membawa Kebaikan Dunia dan Akhirat
Pertanyaannya adalah, bagaimana cara mereka memenuhi kebutuhan seksualnya? Bukankah menyalurkan libido seksual bagi orang yang sehat adalah kebutuhan manusiawi yang harus dipenuhi secara wajar?.
Seks kebutuhan manusiawi
Bercinta dalam bentuk melakukan hubungan seksual adalah kebutuhan biologis manusiawi, seperti kebutuhan makan minum, yang jika tidak dipenuhi pasti akan lapar, lemas, dan sakit.
Tidak hanya manusia, hewan juga memiliki kebutuhan biologis yang sama untuk reproduksi.
BACA JUGA : Doa agar Anak Keturunan Rajin Salat Arab, Latin, dan Terjemahan
Bagi manusia, bercinta tidak hanya untuk keperluan meneruskan keturunan, tetapi juga untuk mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan.
Dalam Islam, penyaluran hasrat seksual ini harus disalurkan melalui jalan yang benar, yaitu melalui pernikahan yang sah. Sehingga salah satu tujuan nikah adalah menghalalkan hubungan seksual suami istri agar setelah tersalur dengan benar kemudian mendapatkan ketenangan dan ketrentraman (sakinah).
Menurut medis, terdapat jumlah minimal atau ideal yang harus dilakukan pasangan suami istri untuk bercinta setiap tahunnya sesuai dengan perkembangan usia.
Dikutip dari Boldsky (https://www.merdeka.com/) dijelaskan, pada usia 18-29 tahun, usia ketika seseorang lazim untuk menikah, mereka yang berada di rentang usia ini sebaiknya melakukan hubungan intim sekitar 112 kali dalam setahun.
BACA JUGA : Deny Kurniawati: Semoga Tulisan Saya menjadi Kebaikan dan Amal Jariah
Secara rata-rata, berarti setidaknya harus bercinta 2-3 kali dalam seminggu. Pada usia 30-39 tahun, pasangan suami istri setidaknya harus bercinta 86 kali dalam setahun atau 1-2 kali seminggu.
Mereka yang berusia 40-an tahun sebaiknya bercinta 69 kali dalam setahun, atau setidaknya bercinta satu kali atau lebih dalam seminggu atau lima kali sebulan.
Pada rentang sia 50-60 tahun, disarankan untuk tetap bercinta sebanyak 69 kali. Justru pada usia ini seseorang biasanya memiliki waktu luang lebih banyak. Para pasangan lansia juga wajib melakukan hubungan seks setidaknya 52 kali atau 1 kali dalam seminggu. Karena bercinta sangat membantu menjaga keharmonisan dan kesehatan.
Bagiamana dengan pasangan LDM? Mereka terhalang oleh jarak yang jauh. Jangankan seminggu atau sebulan sekali, mereka baru bisa ketemu setahun sekali atau bahkan beberapa tahun sekali. Suami yang ditinggal istrinya bekerja menjadi TKW di luar negeri, tidak bisa pulang setiap tahun meskipun memiliki uang untuk naik pesawat, karena terikat kontrak dengan PJTKI yang memberangkatkan atau dengan majikannya.
BACA JUGA : Doa Terbebas dari Hutang yang Mencekik Kehidupan
Bagaimana mereka memenuhi hasrat seksualnya yang mestinya harus tersalurkan secara rutin?
Meskipun intensitas komunikasinya baik dan saling percaya, tetap saja hubungan seksual tidak bisa disalurkan melalui telepon atau video call. Telepon dengan ungkapan kata-kata yang mesra dan merayu justru menumbuhkan rindu semakin menggebu.
Ketika orang sedang lapar, maka makanan apa saja yang ditemui akan terasa nikmat dan lezat, serta menarik untuk segera disantap. Tidak peduli milik siapa dan masakan apa, bahkan tidak peduli haram atau halal. Yang penting segera kenyang.
Pasangan LDM ini juga sama seperti orang yang lapar, karena hasrat seksualnya lama terpendam tidak tersalurkan. Maka sangat rawan melakukan penyimpangan.
BACA JUGA : 6 Cara Mudah Berlapang Dada Atas Permasalahan yang Terjadi, Begini Penjelasannya
Penyimpangan yang paling ringan adalah dengan “main sendiri” (onani atau masturbasi). Tetapi banyak yang terpaksa “main dengan orang lain” dengan melakukan TTM (teman tapi mesra) atau selingkuh. Penyimpangan yang kedua ini pasti akan menghianati cinta dan perkawinan, serta mengancam keutuhan rumah tangga.
Alternatif solusi
LDM tentu bukan pilihan yang terbaik. Tetapi harus menjadi pilihan yang terpaksa, karena tidak ada pilihan lain.
Hidup berpisah suami istri dalam jarak yang jauh dan dalam waktu yang lama, pasti banyak dampak buruknya. Sangat potensial terjadi penyimpangan dan abnormal.
LDM dapat mengganggu atau mengancam keharmonisan rumah tangga, yang harusnya lebih diutamakan dari sekedar mencari harta. Ada benarnya falsafah orang jawa yang mengatakan,“Mangan rak mangan sing penting kumpul”. Kumpulnya suami istri itu lebih membahagiakan dari pada harta bertumpuk tetapi penuh kekhawatiran.
Untuk mengurangi dampak buruk dari LDM ini, maka disarankan kepada para suami atau istri yang tugas atau pekerjaannya jauh dari tempat tinggal pasangannya, maka harus berusaha membawa serta pasangannya.
BACA JUGA : Hati-hati jika Mata Kena Abu Rokok jangan Langsung Diusap
Pemerintah atau swasta yang memberikan tugas kerja kepada pegawai atau karyawannya atau tugas belajar ke luar kota yang jauh atau keluar negeri dalam waktu lama, lebih dari 3 bulan, maka wajib menyertakan suami atau istrinya.
Kebijakan pindah tugas dengan alasan mengkuti istri atau suami juga harus dilonggarkan. Hal ini untuk menghindari perbuatan-perbuatan menyimpang, khususnya dalam memenuhi kebutuhan romantisme dan pelampiasan libido seksual.***