Di Balik Bayang-bayang Kasih Sayang – 125

Sejak Minggu 24 Oktober 2021, OPINIJATENG.COM menyajikan novel “Di Balik Bayang-bayang Kasih Sayang” karya Wardjito Soeharso, novelis asal Kota Semarang, secara bersambung (serial). Semoga bermanfaat. (red)

OPINI JATENG –
Bahkan kedua kakaknya itu, ketika diajak bicara lewat telepon tentang suasana rumah, tentang Lita yang mulai hamil, komentar keduanya hampir sama.
“I don’t care. None of my business!”
Jawaban Ikang dan ibas itu langsung membunuh hasrat Iben untuk bicara lebih lanjut.
Akhirnya, Iben memilih diam.
Semua ditelannya sendiri.
Hanya kepada Lita, dia memperoleh segalanya.
Tatap mata mesra.
Elusan kasih sayang.
BACA JUGA:Tausiyah di Khataman Quran HPN, Ketua MUI Jateng Ajak Wartawan jadi Penyuara Kebenaran
Kehangatan pelukan.
Dan kenikmatan libidinal.
Iben telah berubah.
Bukan lagi remaja ceria penuh canda dengan teman-teman sebaya.
Dia sekarang remaja pendiam yang lebih suka menyendiri.
Satu-satunya kebahagiaan baginya adalah saat berdekatan dengan Lita.
Iben sudah terperangkap dalam kungkungan pagar penjara cinta yang dibangun oleh Lita.
Kandungan Lita dari bulan ke bulan semakin membesar.
Sembilan bulan tidak terasa.
Sudah waktunya bayi itu lahir.
BACA JUGA: Akupuntur Alternatif Wajah jadi Glowing, Buktikan!
Theo sudah ada di rumah beberapa hari menjelang hari perkiraan lahir si jabang bayi.
Dan sesuai hari perkiraan lahir itu, Lita melahirkan bayi laki-laki dengan selamat.
Theo sangat bahagia menyambut kelahiran anak lelakinya.
Lita bahagia melihat kegembiraan Theo.
Iben tidak tampak batang hidungnya.
Apakah dia tidak bahagia menyambut datangnya sang “adik” baru?
Bersamaan dengan kelahiran anak Lita, malam itu hujan turun dengan derasnya.
Hujan awal di musim basah.
Kilat menyambar dan petir menggelegar.
Seperti biasa, listrik di berbagai bagian kota mendadak padam.
Dalam gelap kota Semarang diguyur hujan.
Di beberapa titik rawan banjir, air sudah mulai tinggi menggenang.
Di salah satu pojok wilayah Simpang Lima, di warung kopi dengan penerangan remang temaram, Iben duduk menyendiri.
BACA JUGA: Kantongi 100 Medali Emas, Maitsa Tambah Percaya Diri
Ya, sendiri.
Menikmati rokok dan kopi.
KOMENTAR : weesenha@gmail.com***