25.8 C
Central Java
Minggu, 22 Juni 2025

Asal Mula Sungai Serayu dan Sungai Luk Ulo

Banyak Dibaca

OPINIJATENG.COM-Sesudah bermusyawarah pada malam sebelum perlombaan, Pandawa sepakat bahwa yang akan mewakili adalah Werkudara, si anak kedua. Memang, di antara putra Pandawa, Werkudaralah yang mempunyai tenaga paling besar.

Usai musyawarah, Werkudara merasa sulit tidur. Ia memikirkan cara mengalahkan seratus orang Kurawa. Mulut Werkudara tak henti komat-kamit memohon petunjuk kepada Sang Mahakuasa.

Karena terlalu lelah, usai tengah malah Werkudara tertidur. Dalam mimpinya, Werkudara melihat seekor kerbau yang dipasangi bajak. Bajak itu sangat besar. Anehnya, kerbau tidak terlihat kesulitan dalam menarik bajak.

*

Akhirnya, pagi pun tiba. Waktunya perlombaan membuat sungai antara Pandawa yang diwakili Werkudara melawan seratus orang Kurawa. Prabu Kresna menjadi saksi dari pihak Pandawa, sedangkan Maharesi Bisma menjadi saksi pihak Kurawa.

Werkudara segera bersiap. Mimpi menjelang pagi tadi, membuat ia tak lagi merasa resah. Mimpi itu dianggapnya sebagai petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa.

Werkudara melepas kuku pancanaka, senjata andalannya, dari jemarinya. Ditancapkan kuku pancanaka ke tanah. Setelah itu, Werkudara berdoa kepada Sang Mahakuasa. Ajaib, kuku pancanaka mendadak berubah menjadi sangat besar dan lebar. Dengan bantuan tali dadung, Werkudara menjadikan kuku pancanaka sebagai bajak. Werkudara pun mulai menarik bajak raksasa dari kuku pancanaka.

Walau terkesan pelan, Werkudara terus melangkah. Setiap tengah hari, Werkudara beristirahat sejenak untuk makan secukupnya. Seusai istirahat, Werkudara melangkah kembali sampai matahari hampir terbenam. Werkudara menggunakan waktu malam untuk beristirahat.

Di lain pihak, seratus orang Kurawa dengan penuh kesombongan diri mulai membuat sungai dengan berbagai peralatan yang dipesan secara khusus. Akan tetapi, karena jumlah mereka yang banyak dan masing-masing mempunyai ego yang besar, mereka bekerja dengan tidak kompak. Sungai yang mereka buat malah berkelok-kelok tidak karuan. Mereka juga terlalu sering istirahat sehingga kemajuan pekerjaan mereka sangat lambat. Maklum, rata-rata Kurawa terbiasa hidup mewah sehingga tidak terbiasa bekerja keras.

Akhirnya, setelah dua puluh sembilan hari, pada tengah hari, Werkudara berhasil sampai Laut Selatan dan menyelesaikan lomba lebih dulu. Sedangkan Kurawa, baru selesai pada waktu menjelang matahari terbenam.

Sungai yang dibuat Werkudara kemudian dikenal sebagai Sungai Serayu. Nama Serayu, dalam bahasa Jawa, berasal dari kata ‘sira’ yang berarti kamu dan ‘ayu’ yang berarti cantik. Hal ini mengacu pada keindahan alam wilayah yang dilalui sungai tersebut. Sementara itu, sungai yang dibuat Kurawa disebut Luk Ulo, atau liukan ular, sesuai dengan jalurnya yang berkelok-kelok.

Dari kisah tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam menjalani kehidupan, seorang tidak boleh melakukan kecurangan. Selain itu, selain berusaha, seorang juga harus mengiringi dengan doa agar mendapatkan keridhaan dari Tuhan Yang Mahakuasa.***

Artikel Terkait

Artikel Terakhir

Populer