Berpose Ala Leonardo DiCaprio di Kapal Titanic Pantai Watubale

Pantai Watubale dengan bukit karangnya yang eksotis/Dedy Purwono
OPINIJATENG.COM-Jarum pendek jam di pergelangan tangan tepat menunjuk angka tujuh. Langit sedikit mendung saat starter motor matik kunyalakan. Hari ini, seperti yang telah tercatat di buku agenda, aku berencana mengunjungi beberapa pantai di sisi Barat Kabupaten Kebumen.
Dari rumah masa kecilku, yang tidak jauh dari Alun-alun Kecamatan Karanganyar, kulajukan sepeda motor ke arah Selatan dengan kecepatan sedang. Secara umum, jalan yang kulai cukup mulus sehingga perjalanan menjadi lebih nyaman. Melintasi luasnya persawahan di Kecamatan Adimulyo, Kuwarasan, dan Buayan, akhirnya, sampailah aku di Taman Geopark Karangsambung–Gombong Selatan yang ada di bundaran Jalan Karangbolong. Aku berhenti sejenak untuk beristirahat sambil menengok monumen batu purba yang terletak di tengah taman. Ada beberapa bangku panjang yang bisa dijadikan tempat bersandar sambil menikmati udara pagi khas pesisir. Setelah mengambil beberapa foto, kulanjutkan perjalanan.
Dari Taman Geopark, jalanan mulai berkelok tajam. Jadi, walau kondisi jalan mulus karena belum lama diperbaiki, pastikan kendaraan yang digunakan dalam kondisi prima. Sampai di pertigaan Pantai Karangbolong, yang juga merupakan jalan menuju objek wisata hits, Sagara Ocean View, aku terus saja melajukan sepeda motor ke arah kanan. Dari sini, tanjakan dan turunan curam menjadi tantangan tersendiri.

Sekitar lima kilometer dari pertigaan Pantai Karangbolong, ada jalan aspal yang tidak terlalu lebar dengan gapura bertuliskan Pantai Watubale. Ke arah sinilah motor kulajukan. Tidak sampai setengah kilometer, sampailah di pos tiket Pantai Watubale. Tiket masuk seharga Rp12.500, 00 sudah termasuk parkir sepeda motor.
Aroma angin pantai yang menyeruak serta beberapa pohon kelapa yang melambai menyambut kedatanganku di Pantai Watubale. Jam di tangan menunjukkan pukul delapan lebih sedikit. Artinya, jika dikurangi waktu istirahat, perjalanan ke Pantai Watubale dari Kecamatan Karanganyar tidak sampai satu jam.
Seusai memarkir motor, aku segera berlari menuju ayunan di tepi pantai. Sejenak, kunikmati hembusan angin dan deburan ombak, mumpung suasana masih sangat sepi sehingga seolah pantai milik sendiri. Setelah puas bermain ayunan serta menyapa batu-batu kecil yang menghias tepi pantai, kulangkahkan kaki ke bukit karang di arah Timur. Penamaan Watubale mungkin merujuk pada bukit karang yang cukup luas ini.
Dari bukit karang inilah kita akan disuguhi pemandangan alam yang keindahannya sulit ditemukan di tempat lain. Di sisi Barat, terbentang jejeran perahu nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Desa Pasir. Lebih ke Barat, terlihat, ada daratan yang menjorok, yang akan menjadi tujuan destinasi selanjutnya, yaitu Pantai Lampon/Pantai Gebyuran dan Pantai Surumanis.
Semakin ke atas, pemandangan terlihat semakin eksotis. Di sisi selatan, ada spot foto replika Kapal Titanic. Di sini, kita bisa mencoba pose foto ala Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet. Akan tetapi, di spot ini, kita harus berhati-hati mengingat hembusan angin yang cukup kencang dan ketinggian yang curam.
Ada beberapa ayunan dan spot foto berlatar birunya pertemuan langit dan pantai Selatan di bukit karang Pantai Watubale. Semua spot ini sangat memanjakan, baik untuk pecinta fotografi maupun penggemar selfie.
Usai menikmati keindahan Pantai Watubale dari atas, sekitar satu jam lamanya, aku turun kembali ke parkiran. Sesekali, kusapa warga lokal yang mulai membuka warungnya. Perjalanan kulanjutkan ke destinasi berikutnya yang tidak kalah indah. Semua akan kubagi di tulisan berikutnya. Tunggu, ya!***