Muniro Wahyuni: Pernah Mengabdi sebagai Pendidik selama 7 Tahun dan Memilih Resign agar Bisa Fokus Mendidik Anak

Muniro Wahyuni
OPINIJATENG – Muniro Wahyuni, biasa dipanggil ibu Yuni. Berprofesi sebagai tenaga pendidik di satuan pendidikan anak usia dini.
Selain mengajar, ibu yang memiliki nama pena moemoen.hafiz juga aktif mengikuti seminar dan pelatihan tentang dunia pendidikan.
Ibu satu orang putra ini, pernah menjuarai lomba membuat video pembelajaran daring yang diadakan oleh Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indoneia (PGTKI) kab. Gresik.
BACA JUGA : Beti MC, Sosok Pemerhati Anak yang Mengabdikan Hidupnya untuk Masyarakat
Dia juga memberikan les tambahan kepada anak-anak di jenjang sekolah dasar.
Ketika pandemi covid-19, akhirnya ibu pecinta drama Korea ini mengikuti anjuran suami untuk resign dari tempatnya mengabdi selama 7 tahun agar lebih fokus membimbing dan mengajar anak sendiri yang saat itu sudah masuk kelas 5 Sekolah Dasar.
Memilih resign dari tempat kerja yang telah ditekuni selama bertahun-tahun, bukan pilihan mudah.
Butuh pertimbangan dan persiapan yang benar-benar matang agar nanti tidak menyesal.
Beberapa pertimbangan yang harus dipikirkan sebelum betul-betul resign adalah bagaimana penghasilan setelah resign dan aktivitas setelah resign.
BACA JUGA : Deny Kurniawati: Semoga Tulisan Saya menjadi Kebaikan dan Amal Jariah
Apalagi untuk orang-orang yang terbiasa dengan kesibukan dan akhirnya harus di rumah saja. Butuh penerimaan dan keikhlasan yang luar biasa bagi sebagian orang yang sudah terbiasa bekerja.
Setelah resign ibu yang mempunyai sifat tidak bisa diam ini memiliki banyak waktu luang.
Apalagi masa pandemi covid-19, membatasi pergerakan orang-orang di luar rumah sehingga tawaran untuk les privat semakin bertambah.
Selain mengajar les privat, ibu satu anak yang semasa sekolah sangat aktif mencari uang dan akhirnya terbawa sampai sekarang.
Tidak hanya itu, dia juga memiliki usaha sampingan yang diberi nama Palugada.
BACA JUGA : Berbekal Paket C, Sevi Berhasil menjadi Guru Penuh Prestasi
Palugada singkatan dari “Apa Lu Mau Gua Ada” yang menjual berbagai keperluan rumah tangga, membuat usaha frozen food karena dia berpikir bahwa orang pasti butuh camilan untuk rebahan di rumah.
Usaha sampingan ini akhirnya merambah ke pakaian, sembako, dan alat dapur.
Sifat selalu ingin tahu yang dimiliki oleh ibu satu anak ini akhirnya membawanya bergabung dengan salah satu kelas menulis.
Hal ini tentu saja sejalan dengan hobinya yang suka mengulik hal-hal baru seperti menulis cerita fiksi yang sudah menghasilkan tiga buku antologi.
Diantaranya Semesta Bercinta, Jejak-jejak Kecil Menuju Bulan, dan Dua Arah Mata Angin adalah judul buku antologi yang telah ditulisnya di bawah naungan Bukuinaja yang sekarang berubah nama menjadi BESTIE.
Ditulis oleh Kurniati, penulis di Bestie @belajar_belajarnulisceritafiksi. Jika ingin belajar menulis fiksi dan bergabung kelas Bestie bisa menghubungi bit.ly/Sariagustia.***