23.6 C
Central Java
Kamis, 19 Juni 2025

Orang Ketiga-1

Banyak Dibaca

PART 1

OPINIJATENG.com-Key membuka matanya pelan. Secercah cahaya masuk melalui celah gorden, membuat matanya silau. Key, merapatkan selimutnya. Ia menyadari tak selembar benang pun melekat di tubuhnya. Aku benar-benar gila, runtuknya dalam hati.

“Sudah bangun?” sebuah suara mengagetkannya. Andre tersenyum, rambutnya tampak basah. Wajah Key memerah. Andre mendekatinya, aroma wangi sabun menguar dari tubuhnya yang setengah telanjang. Perutnya terlihat rata, sepertinya lelaki 20-an tahun itu rajin berolahraga.

“Masih ingin lanjut ronde kedua?” bisiknya, membuat wajah Key semakin memerah. Andre tertawa geli. Dengan gemas, ia mengacak rambut Key.

“Aku mau mandi,”  ucap Key, bermaksud menurunkan selimutnya. Seketika ia teringat akan kondisinya. Ah, sial. Bagaimana bisa aku salah tingkah di hadapan bocah ingusan ini? batinnya. Andre meraih handuk  dan memberikannya pada Key.

“Bajumu sedang kucuci,” ujar Andre menunjukkan mesin cuci yang berputar.

“Apa? Ish, kau benar-benar…,” umpat Key, ia bahkan tak bisa segera pergi dari apartemen ini.

“Mandilah,” ucap Andre, mengecup kening Key.

Key, menatap wajahnya di depan cermin. Ia terus menerus meruntuki dirinya. Bisa-bisanya ia berakhir di apartemen Andre. Seorang pegawai magang yang baru seminggu bekerja di kantornya. Sialnya lagi, usianya jauh dibawahnya. Bocah itu baru berusia 24 tahun, sedangkan ia bulan depan genap berusia 30 tahun.

Andre memang menawan, dia seperti play boy sejati. Tatapan matanya tajam dan dalam. Berwajah asia dengan mata sedikit sipit. Bertubuh atletis, serupa model. Bahkan tinggi Key hanya sebatas dadanya. Dan yang paling membuat wanita tergila-gila, bibirnya yang seksi dan menawan. Andre bahkan pintar dalam berciuman. Ia ingat bagaimana Andre menciumnya semalam hingga berakhir bermalam di sini. Ah, Key memukul kepalanya sendiri.

“Hei, kau tidak pingsan, kan?” tanya Andre mengetuk pintu kamar mandi. Key membuka pintu sedikit.

“Pakailah ini,” kata Andre memberikan T-Shirt-nya. Tanpa berkata apapun, Key menerimanya dan kembali menutup pintu.

Key keluar dari kamar mandi, dengan handuk membungkus rambutnya yang basah. Matanya mencari pengering rambut.

“Kau punya pengering rambut?” tanya Key pada Andre yang sibuk memasak. Lelaki itu masih mengenakan boxer-nya. Dan terlihat semakin seksi. Andre menghentikan aktivitasnya. Ia membuka nakas di samping tempat tidurnya dan mengambil hair dryer.

“Duduklah,” ujar Andre menghidupkan hair dryer.

“Aku bisa sendiri,” ucap Key.

“Biarkan aku saja,” kata Andre, membuka handuk yang membungkus rambut Key. Dengan telaten ia mengeringkan rambut panjang Key. Dada Key berdesir aneh. Ia menatap Andre melalui cermin di depannya.

“Aku saja,” kata Key, ketika Andre menyisir rambutnya. Key merebut sisir di tangan Andre.

“Baiklah, setelah selesai ayo kita sarapan,” ucap Andre. Dia menuju dapur dan menyiapkan makanan.

Setelah selesai, Key menyusul Andre dan duduk di depannya. Andre mengambilkan sup untuk Key.

“Cobalah,” kata Andre memberikan mangkuk sup. Key menerimanya dan mencicipnya.

“Enak,” ucap Key.

“Aku senang kau menyukainya. Makanlah,” kata Andre lagi. Key mengangguk. Ia takjub mengetahui Andre yang pintar memasak. Sepertinya ia tinggal sendiri di apartemen ini. Melihat dari isi apartemennya, Key menduga Andre anak orang kaya. Apartemennya tergolong bagus, perabotannya pun mahal. Walaupun tak sebesar apartemen miliknya, tetapi terkesan rapi. Dalam hati Key bertanya-tanya, apakah dia sering mengajak pacarnya menginap di sini.

“Kau wanita pertama yang menginap di sini,” ucap Andre seolah-olah tahu isi hati Key.

“Pacarmu?” selidik Key.

“Aku tak punya pacar,”

“Tak mungkin, pria sepertimu pasti punya banyak pacar,”

“Aku pria seperti apa menurutmu?” tanya Andre, tatapan matanya membuat Key salah tingkah. Andre terkekeh, melihat wajah Key yang memerah. Andre bangkit kemudian memeluk Key dari belakang.

“Kau wanita yang mengambil keperjakaanku. Kau harus tanggung jawab,” bisik Andre sukses membuat gadis itu tersedak. Key terbatuk, Andre segera memberinya air putih.

“Kau baik-baik saja?” tanya Andre, wajahnya tampak khawatir.

“Aku baik-baik saja,” kata Key. Andre mengelus-elus punggung Key.

Suara ponsel Key mengalihkan perhatian mereka. Key mengambil ponselnya dan melihat siapa yang meneleponnya. Pacar dengan emoji hati di layar ponselnya. Key yakin, Andre juga membacanya. Terlihat perubahan di wajah lelaki tampan itu.

“Aku akan menjawabnya,” kata Key, mengangkat ponselnya. Andre mengangguk, kemudian ia bangun dan menuju dapur.

“Halo,” sapa Key.

“Sayang, kau sudah bangun?” tanya Aldi dari seberang.

“Ya,”

“Aku baru selesai jogging. Haruskah aku ke sana dan sarapan bersama?” tanya Aldi lagi.

“Jangan!” kata Key setengah berteriak.

“Kenapa?” tanya Aldi lagi.

“Aku sedang menginap di rumah Tanteku,” kata Key. Ia meringis. Andre tersenyum geli melihat Key berbohong. Pria itu menaruh kopi di depan Key dan duduk di hadapannya. Seolah dia sengaja membuat Key semakin salah tingkah.

“Baiklah, ayo kita bertemu setelah kau pulang. Oke?”

“Baiklah, aku akan ke rumahmu nanti,” kata Key menutup teleponnya. Andre masih menatap Key.

“Minumlah kopimu, Ponakan,” goda Andre. Key melotot.

“Aku harus pulang,” ucap Key.

“Dengan T-Shirt aku?” tanya Andre.

Shitt, kenapa kau mencuci bajuku?” umpat Key kesal.

“Akan kubelikan baju. Di bawah ada toko baju. Tunggu sebentar,”

“Cepatlah,”

“Sabarlah, aku harus berpakaian terlebih dahulu. Apa kau rela tubuh seksiku dilihat banyak orang?”

“Ah, cepatlah,” Key mulai stres. Apa yang akan terjadi jika Aldi mengetahui dia berselingkuh. Key sangat mencintainya. Mereka sudah berencana menikah tahun depan. Aldi merupakan klien perusahaannya. Intensitas pertemuan mereka yang sering membuat saling jatuh cinta. Karir Aldi terus meroket naik. Bayangan masa depan cerah sudah di depan mata. Namun, tiba-tiba bisa jadi berantakan karena cinta satu malam Key dengan Andre.

Makan malam perusahaan awal dari petaka ini. Sebentar, apakah ini bisa disebut petaka. Key juga menikmati malam bersama Andre. Ia yang memulai terlebih dahulu. Key yang tidak bisa menoleransi alkohol, dipaksa minum oleh Klara semalam. Seharusnya ia bisa menolak. Sialnya, Klara justru kabur duluan karena dijemput pacarnya. Tinggallah dia bersama Andre. Dan yang terjadi, Key mencium Andre saat pria itu akan mengantarnya pulang.  Hingga akhirnya ia berakhir di sini, di apartemen Andre. Bagaimanapun dialah yang memulai, entah setan apa yang merasukinya. Ah, gila. Key memukul-mukulkan kepalanya ke meja.

Suara pintu terbuka, mengagetkan Key. Andre datang membawa kantong belanjaan. Cepat juga, batin Key.

“Nih, semoga pas ukurannya,” katanya sambil memberikan kantong tersebut.Key segera menerimanya dan menuju kamar mandi.

“Ganti di sini aja, toh aku sudah melihat semuanya,” ujar Andre.

“Dasar mesum.” Key memukul pundak Andre. Lelaki itu terkekeh.

Key membuka kantong, sebuah dress bermotif bunga, lengkap dengan pakaian dalamnya. Ukurannya sangat pas. Semua yang dilakukan Andre untuknya terasa sempurna. Dia hangat dan perhatian, walaupun kadang-kadang menyebalkan. Wajah Key tersipu, ada desiran aneh dalam dadanya.

“Aku akan mengantarmu,” kata Andre menunjukkan kunci mobil Key.

“Tidak usah. Aku bisa pulang sendiri,” ujar Key mengambil tasnya. Ia melirik ke arah bajunya yang sedang dijemur.

“Biarkan saja, aku akan mengurus bajumu,” kata Andre.

“Baiklah,” kata Key, mengambil kunci di tangan Andre.

“Kau akan ke rumah pacarmu?” tanya Andre, menghentikan langkah Key. Ada ekspresi aneh di wajah Andre, seolah ia ingin menahan Key.

“Entahlah,” jawab Key sambil memakai sepatunya.

“Aku harap kau akan mampir ke sini lagi,” ucap Andre mengusap lembut rambut Key. Gadis itu tidak menjawab dan keluar dari apartemen Andre.(Bersambung)***

Artikel Terkait

Artikel Terakhir

Populer