27.9 C
Central Java
Senin, 16 Juni 2025

Gelar Festival Pemuda Merah Putih Secara Virtual di Sekolah Nasima

Banyak Dibaca

OPINIJATENG.com-Memperingati hari Sumpah Pemuda dan Maulid Nabi Muhammad SAW 1443, sekolah Nasima gelar Festival Pemuda Merah Putih secara virtual yang ditayangkan melalui kanal Teams dan Youtube Sekolah Nasima, Kamis (28/10).

Siswa SMP dan SMA Nasima menggunakan aneka busana profesi dengan membaca ikrar Sumpah Pemuda pada acara Festival Pemuda Merah Putih secara virtual di sekolah Nasima. Pada acara tersebut terlihat ada tujuh peserta didik SMA Nasima yang menari Ratoh Jaroe di panggung acara Festival Pemuda Merah Putih.

Festival Pemuda Merah Putih bertemakan Pemuda Santri Merah Putih, Meneladani Rasulullah, Mencintai NKRI. Pada era normal baru, siswa sudah divaksin covid-19 dan menggunakan masker transparan. Walaupun secara virtual tercatat ada 1.974 pemirsa yang mengikuti acara tersebut dengan tertib dan khidmat.

BACA JUGA: Basyarnas MUI Jateng Mati Suri, Perlu Ditata Ulang  

Acara dibuka dengan lima salam khas dari lima agama yang ada di Indonesia. Setelah itu melafal Al Fatihah, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars dan Himne Sekolah Nasima, serta Mars Syubanul Wathan. Dua peserta didik kelas IV SD Nasima membaca Alquran surat Al Hujarat ayat 12-13 dan terjemahannya.

Setelah itu pembacaan teks Sumpah Pemuda oleh 5 anak perwakilan peserta didik SMP dan SMA Nasima menjadi inti acara. Mereka menggunakan pakaian profesi cita-cita masing-masing.

Hadirin dan pemirsa berdiri serta mengikuti sumpah yang sangat bersejarah tersebut. Menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa menjadi penyempurnanya. Tidak sedikit hadirin yang meneteskan air mata selesai mengikuti Sumpah Pemuda dan menyanyikan lagu nasional tersebut.

BACA JUGA: Sungguh Nahas, Seorang Pemancing Tenggelam di Bendungan Jenderal Soedirman

Nabil, peserta didik SMP Nasima yang bertugas sebagai pengucap Sumpah Pemuda mengatakan Haru bangga bercampur aduk. Kata-kata dalam sumpah dan lagu tersebut sangat luar biasa. Kami bisa merasakan gelora semangat para pemuda kala itu yang sangat mengharapkan persatuan dan kemerdekaan bagi Indonesia.

Wakil Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Nasima, Ilyas Johari SPd MM dalam sambutannya mengatakan, pada tanggal 28 Oktober 1928, 93 tahun yang lalu, para pemuda Indonesia telah melahirkan tonggak sejarah yang tidak akan terlupakan sampai kapan pun yaitu Sumpah Pemuda.

Ilyas mengatakan Sumpah yang mengikat setiap putra dan putri atau pemuda Indonesia. Tidak hanya mengikat pemuda yang saat itu hadir dalam Kongres Pemuda. Namun, sumpah itu berlaku untuk selamanya. Pemuda Indonesia adalah penjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang Bhinneka Tunggal Ika.

BACA JUGA: Rekomendasi Halaqah Ulama Prospek Arbitrase Syariah sebagai Solusi Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah

Dalam sambutannya Ilyas Johari mengatakan NKRI bukanlah sebuah negara yang ada dan terbentuk secara tiba-tiba. Namun melalui sebuah perjalanan sejarah yang sangat panjang, tidak lepas dari berbagai macam perjuangan, pengorbanan, bahkan tetesan darah dan air mata. Kewajiban para generasi muda sepanjang zaman untuk menjaga tegaknya NKRI. Salah satunya adalah dengan menjaga persatuan dan kesatuan, serta berkarya yang terbaik untuk bangsa negara.

Untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, kuncinya adalah toleransi dan saling menghormati. Ilyas juga mengatakan orang yang bertoleransi adalah orang yang menghargai setiap perbedaan yang ada di sekitarnya. Maka dari itu, ayo mencari ilmu dan wawasan agar kita mengenal Indonesia lebih mendalam. Indonesia penuh dengan keberagaman, sehingga kita perlu merawatnya dengan bertoleransi.

Video Sekolah ‘Merah Putih’ Nasima, Sekolah Miniatur Indonesia ditayangkan untuk memberi edukasi bahwa sekolah Nasima menyelenggarakan pendidikan berkualitas berbasis karakter Nasionalis agamais. Salah satu programnya adalah Jelajah Nusantara.

BACA JUGA: Di Balik Bayang-bayang Kasih Sayang – 8

Pertama, peserta didik difasilitasi untuk “jalan-jalan keliling” Indonesia melalui display kelas Jelajah Nusantara. Semua ruang di sekolah Nasima diberi nama daerah-daerah di Indonesia. Total ada sekitar 200 ruang. Setiap ruang dihias sesuai keunikan potensi masing-masing daerah yang menjadi namanya. Media dan alat peraga pembelajaran juga dikreasi berdasarkan keunikan budaya Nusantara.

Selanjutnya secara berjenjang sesuai level kelasnya peserta didik difasilitasi untuk melakukan kegiatan pengenalan aneka profesi dan penjelajahan lingkungan di Kota Semarang, Jawa Tengah, Pulau Jawa, dan seluruh Indonesia. Tidak hanya itu, ada juga program jelajah dan belajar ke luar negeri seperti Singapore English Camp, Students Immerssion Program, Misi Seni Budaya, dan Nasima Jelajah Jejak Rasul.(B13-)

Semoga bermanfaat. (dari berbagai sumber).***

 

Artikel Terkait

Artikel Terakhir

Populer