OPINIJATENG.COM- Spech delay merupakan kemampuan bicara yang terlambat pada anak usia balita. Hal ini seringkali menjadi masalah pada perkembangan anak. Oleh karena itu kenali usia anak dan tahapan kemampuan bicaranya.
Tiap anak memiliki tahapan kemampuan bicara yang berbeda. Ada anak yang mampu bicara dengan cepat ada pula yang terlambat untuk bicara.
Kemampuan bicara anak memang harus dirangsang dan terus dilatih. Orang tua yang aktif untuk mengajaknya berbicara dan menirukan apa yang dikatakan.
BACA JUGA :Di Balik Bayang-bayang Kasih Sayang – 40
Anak dibawah lima tahun (balita) tentu saja tidak serta merta menjawab atau mengikutinya, tetapi akan di ingat dalam memorinya.
Seringkali kita melihat orang tua terlihat begitu cerewet mengajak anak berkomunikasi terutama seorang ibu, ini hal yang baik karena anak akan terus bertambah kosakatanya. Apalagi jika orang tua rajin membacakan buku cerita, meski tidak memahami apa yang dilakukan oleh orang tua akan terekam dalam ingatannya.
Anak usia 1 hingga 3 tahun merupakan periode emas tumbuh kembang anak. Tidak hanya fisik tetapi juga perkembangan komunikasinya.
BACA JUGA:Kemendikbud Ristek Keluarkan Surat Edaran Tidak Ada Libur Nataru untuk Semua Lembaga Pendidikan
Namun, ada pula anak pada tahap ini mengalami kemampuan komunikasi yang terlambat. Spech delay menjadi masalah yang terjadi, tetapi orang tua kerap menganggap hal yang normal.
Artikel ini akan menyajikan ciri-ciri anak mengalami spech delay. Simak terus ya :
1. Anak usia 12 bulan tetapi belum bisa menyebutkan kata mama atau papa. Belum paham dan tidak merespon ketika orang tua mengucapkan kata perpisahan atau menyapanya. Misalkan menyebutkan kata, bye bye, da da atau hallo.
Tidak tertarik saat diperlihatkan binatang seperti kucing, burung, atau pesawat terbang. Barang yang menarik perhatian juga tidak membuatnya merespon.
Hal penting lainnya yakni belum dapat mengucapkan satu kata pun.
2. Anak usia 18 bulan tidak memberi respon saat ditanyakan anggota tubuhnya dan tidak berusaha bicara saat meninginkan sesuatu yang setidaknya 6 kata.
3. Anak usia 19-24 bulan tetapi tidak mengalami peningkatan dan perkembangan yang cepat dalam kata-kata dan kosakatanya yang umum setiap minggunya.
4. Anak usia 24-30 bulan tidak merespon saat diminta menunjukan intruksi sederhana misal, mana giginya. Anak tidak merespon dengan memperlihatkan gigi atau tersenyum membuka mulutnya.
BACA JUGA:Nagita Slavina Cepat Pulih Pasca Melahirkan Menggunakan Metode ERACS
Anak juga kesulitan bicara dengan menggabungkan dua kata dan sulit dimengerti oleh orang disekelilingnya.
Peran orang tua sangat penting dalam memantau tumbuh kembang anak. Supaya saat anak mulai terlihat menunjukan ciri seperti diatas segera dapat ditangani.
Yang pertama dilakukan adalah menstimulasi anak dengan terus mengajaknya ngobrol memperkenalkan kosakata baru. Anak pun dapat dilatih sembari mengajaknya bermain yang merangsang kemampuan komunikasi anak.
Memberikan gadget kepada anak pada tahap usia balita lebih baik dihindari. Anak tidak terangsang kemampuannya dengan melihat gadget karena tidak ada komunikasi dua arah yang intens.
Spech delay atau terlambatnya kemampuan komunikasi pada anak dapat diatasi dengan memberi stimulus terus menerus kepada anak. (berbagai sumber)***