23.2 C
Central Java
Sabtu, 14 Juni 2025

Di Balik Bayang-bayang Kasih Sayang – 58

Banyak Dibaca

Sejak Minggu 24 Oktober 2021, OPINIJATENG.com menyajikan novel “Di Balik Bayang-bayang Kasih Sayang” karya Wardjito Soeharso, novelis asal Kota Semarang, secara bersambung (serial). Semoga bermanfaat. (red)

Wardjito Soeharso

OPINIJATENG.COM –

Lita takut, kakinya gemetar.

Lita bingung mencari alasan karena Theo selalu melarang dia pergi sendiri tanpa sopir.

“Aku… aku tadi mau belanja tapi tadi aku terpeleset di tangga dan jatuh. Untung ada poliklinik. Tapi tidak parah kok. Cuma sedikit luka di pelipis.”

“Ngapain sih siang-siang begini belanja? Kan enakan sore atau malam hari.”

“Ah, dari pada sepi di rumah sendiri. Lagian kan lagi ada pesta diskon.”

“Sejak kapan kamu beli barang-barang diskon? Apa uang dariku masih kurang? Bagaimana jika ada yang tahu kamu berebut barang diskon? Kamu pikir siapa yang malu? Kamu sudah tidak miskin lagi. Ingat itu!”

Deg…

BACA JUGA:Bupati Banyumas Gerakan Penanaman 5000 Pohon di TPA BLE Kalibagor

Kata-kata terakhir dari mulut Theo langsung menohok ulu hati Lita.

“Cepat sana obati kepalamu dengan Mbok Siti.” perintah Theo kemudian.

“Ini semua gara gara anak kurang ajar itu, menyebalkan!” Lita menggerutu.

Dia kesal.

Dia marah.

Tetapi aneh.

Sekarang tidak ada sedikitpun kebencian pada Iben setelah kejadian siang itu.

Dia menyimpan sendiri peristiwa itu di dalam hatinya.

Dia tidak ingin mengadu lagi pada Theo tentang kekesalannya pada Iben.

Dia bahkan terus saja mengingatnya.

Membuatnya kesal tapi juga tersenyum.

BACA JUGA:Inilah Gejala Virus Covid-19 Varian Omicron yang Harus Diketahui

Begitu pula Iben, tanpa dia inginkan memori itu terus saja terlintas di pikirannya.

Betapa bahagianya Iben berhasil membuat Lita kesal.

Anehnya dia melakukan itu tanpa perasaan benci.

Tapi begitu mengetahui malam ini Theo sudah pulang, ada perasaan aneh di hatinya.

Dia jadi memikirkan ayahnya dan Lita yang sedang bersenang-senang di kamar mereka.

Tiba-tiba saja Iben merasa tidak suka.

Ada semacam kemarahan tertahan di dadanya.

Iben berpikir mungkin dia masih belum bisa ikhlas sepenuhnya jika posisi ibunya tergantikan.

Oh, tidak.

BACA JUGA: Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 1 Halaman 56, 57, 58 Pembelajaran 2 Sub Tema 2 Pengalaman Bersama Teman

Di dadanya muncul semacam kemarahan justru kepada ayahnya, bukan kepada Lita.

Malam yang begitu hening tenang dan nyaman, terkecuali bagi Lita.

Dia yang di hari-hari lalu gelisah menantikan kepulangan Theo, tetapi ketika suaminya pulang dia malah merasa biasa-biasa saja.

Tidak ada gairah pada dirinya.

Semua jadi terasa hambar saja.

KOMENTAR : weesenha@gmail.com***

Artikel Terkait

Artikel Terakhir

Populer