OPINIJATENG.COM – Bendera NU diserahkan kepada Ahmad Syaifuddin Zuhri Rais Syuriyah PCINU masa Khidmah 2021-2023, di aula masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) jalan Gajahraya Semarang.
Ahmad Syaifuddin Zuhri, Mahasiswa Ph.D Jurusan Politik International, Central China Normal University, terpilih menjadi Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Tiongkok masa Khidmah 2021-2023.
Mahasiswa Program S2 Jurusan Chinese Literature Chongqing University, Kaula Fahmi, ditetapkan menjadi ketua tanfidziyah. Bendera NU diserahkan kepada Rais Syuriyah masa Khidmah 2021-2023.
BACA JUGA : WIB Indonesia K-Pop Awards 2021, Cek Apakah Ada Idolamu?
Pemilihan ini dilakukan oleh tim Ahlul halli walAqdi (Ahwa) sebanyak tujuh orang diantaranya Drs. H Agus Fathuddin Yusuf MA, Sugiarto Pramono PhD, Ahmad Syaifuddin Zuhri, Kaula Fahmi, Nurwidiyanto, Suud at-Tasdiq dan Ahmad Syifa.
Agus Fathuddin Yusuf alumni Xinwen Xue Nanchang University, Jiangxi Province, menyerahkan pataka Bendera NU kepada Ahmad Syaifuddin Zuhri dengan diiringi alunan shalawat dan bacaan surat Al-Fatihah.
‘’Silakan kibarkan bendera NU seluas-luasnya di Negeri Tiongkok, tebarkan ajaran Ahlussunnah Waijamaah An-Nahdliyyah dan sampaikan ajaran Islam washatiyah atau moderasi beragama,’’ ucap Agus.
Konferensi PCI NU Tiongkok dibuka oleh Ketua PBNU KH Robikin Emhas mewakili Ketua Umum Prof Dr KH Said Aqil Siraj secara virtual.
BACA JUGA : Angka Perceraian Tinggi, BP4 Jateng Adakan Edukasi Pernikahan
Peserta yang hadir secara langsung sejumlah 30 orang berada di aula Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) jalan Gajahraya Semarang.
Upacara pembukaan dihadiri Duta Besar RI untuk RRT Merangkap Mongolia HE Djauhari Oratmangun secara online, Ketua Baznas RI sekaligus Ketua DPP MAJT Prof Dr H Noor Ahmad MA dan Sekretaris Drs KH Muhyiddin MAg, atase pendidikan KBRI Beijing Yaya Sutarya, Pengurus DPP Masjid Agung Jawa Tengah serta Perwakilan PCINU Dunia dari berbagai negara dan tamu undangan lainnya.
Rais Syuriah PCINU Tiongkok, KH Imron Rosyadi Hamid mengatakan keberadaan PCINU di Tiongkok telah mampu memberikan warna baru terhadap mispresepsi selama ini yang dimiliki sebagian orang tentang keadaan Islam di Tiongkok dan mampu memberikan fakta yang kita lihat dan rasakan terkait perkembangan di negeri dengan penduduk terbesar di dunia
BACA JUGA : 6 Kebiasaan yang Ternyata Salah secara Medis, Benarkah?
Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Al-Islah, Singosari Malang itu, Konferensi PCINU Tiongkok seharusnya akan digelar pada bulan Maret 2021.
Namun, karena adanya pandemi covid-19 dan PPKM sehingga baru bisa terlaksana sekarang.
‘’Alhamdulillah selama periode kami sudah terbentuk 8 ranting NU di Tiongkok yaitu di Ghuanzhou, Nanjing, Nanchang, Wuhanm Beijing, Chongchin, Shanghai dan Changchun,’’ ujar Kiai Imron yang juga Rektor Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang.
BACA JUGA : Bermain Sendiri saat Hujan, Seorang Balita di Batang Tewas Terpeleset ke Kubangan Air
Kandidat PhD Jurusan Hubungan Internasional Jilin University, Provinsi Jilin Tiongkok itu mengatakan salah satu agenda besar yang dilakukan PCINU Tiongkok adalah menyebarluaskan moderasi Islam dan ajaran Islam Wasathiyah.
‘’Islam yang damai bukan Islam yang ekstrem dan keras seperti digambarkan sebagian orang,’’ tambahnya.
Selain itu, Konferensi yang dipimpin presidium sidang terdiri Kaula Fahmi, Itsna Rahma Fitriani dan Syafingul Umam juga menyusun program kerja 2021-2023 dan rekomendasi.
Konfercab III PCINU Tiongkok mengangkat tema,“Menguatkan Ukhuwah, Merekatkan Diaspora.”
Duta Besar RI untuk RRT Merangkap Mongolia HE Djauhari Oratmangun mengatakan, hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok sudah terbangun sejak lama.
BACA JUGA : Doa Mau Tidur dan Adab-adabnya
Pihaknya menyampaikan terima kasih kepada PCINU Tiongkok yang telah menjadi penggerak kegiatan keagamaan di Tiongkok
Ketua MAJT yang juga Ketua Baznas RI Prof Dr H Noor Achmad MA mengharapkan pemerintah lebih meningkatkan kerja sama antara Indonesia-Tiongkok.
MAJT yang mengembangkan ajaran Islam wasathiyah sudah sejak tahun 2011, bekerja sama dengan beberapa kampus perguruan tinggi di Tiongkok.
“Kami berharap pemerintah bisa membantu meningkatkan kerja sama misalnya antara masjid dengan masjid, antara madrasah dengan sekolah di sana, antara kampus dengan kampus dan sebagainya,’’ kata Noor Achmad.
BACA JUGA : Di Balik Bayang-bayang Kasih Sayang – 12
‘’Tugas-tugas mengembangkan ajaran Islam moderat atau wasathiyah sudah dilakukan PCINU Tiongkok dengan baik,’’ sambungnya
Dia berharap rintisan kerja sama yang sudah dilakukan Kiai Imron dilanjutkan oleh pengurus periode mendatang.
Tidak hanya bidang sosial budaya dan keagamaan tetapi juga memperkuat bidang ekonomi keumatan.
PCINU Tiongkok digerakkan oleh kader-kader Nahdliyyin yang menuntut ilmu baik S1,S2 maupun S3 di Tiongkok. Mereka menyusun sejumlah rekomendasi yang akan dibawa ke Muktamar NU di Lampung Desember mendatang. (dan Berbagai sumber).***